“Sopo sing arep lungo, awakmu iku rek (Siapa yang akan pergi meninggalkan Surabaya, kalian itu,red),” ucap Tri Rismaharini Walikota Surabaya di depan ribuan pemuda Surabaya sebelum mengawali sambutan acara Halal Bi Halal dan Silaturahmi Akbar Arek Suroboyo di halaman Balaikota Surabaya, Minggu malam (17/7/2016).
Celetukan Risma ini terlontar untuk menanggapi sambutan Prof Zaidun Ketua Putra Surabaya (Pusura) yang mewakili warga dan pemuda Surabaya agar Risma tidak mencalonkan diri ke Pilkada DKI Jakarta dan tetap di Surabaya meneruskan pembangunan kota.
“Kami berharap kepada walikota untuk tidak meninggalkan kami, agar melanjutkan pembangunan kota Surabaya,” kata Prof Zaidun Ketua Pusura. Ribuan pemuda yang berkumpul di Taman Surya malam itu juga berteriak agar Risma tetap bertahan di Surabaya.
Dalam sambutannya, Risma banyak mengeluarkan statemen ajakan agar bersama-sama menyongsong pembangunan sumber daya manusia lima tahun mendatang.
“Persiapan menghadapi MEA adalah dengan pendidikan. Lima tahun ke depan, tantangan warga Surabaya akan semakin berat jika tidak disiapkan segera mungkin,” ujar Risma.
Dia mengatakan, selama ini Surabaya sudah banyak dilirik oleh warga asing sebagai peluang. Hal itu dibuktikan dengan mulai banyaknya warga asing yang berpaspor wisata nekat bekerja di Surabaya.
“Saya terpaksa melakukan sweeping, ternyata sudah ada warga negara asing yang bekerja di Surabaya tapi memakai paspor wisata. Mereka terpaksa kami deportasi. Itu artinya banyak sekali warga asing yang melirik Surabaya,” katanya.
Maka itu, kata Risma, pemuda di Surabaya harus bisa memanfaatkan peluang ini. Arek Suroboyo harus jadi tuan dan nyonya di kotanya sendiri. Risma menekankan agar bisa lebih kuat menghadapi MEA. Karenanya harus memperkuat potensi akademis dan kreatif.
Selain peran pemuda, mengenai pendidikan Risma juga meminta agar masyarakat benar-benar bisa memanfaatkan dan turut mengawasi akses pendidikan di Surabaya.
“Saya mohon partisipasinya, kalau ada pungutan macam-macam di sekolah, laporkan ke saya. Karena saya ingin warga Surabaya bisa menikmati pendidikan seluas-luasnya. Ini modal untuk menghadapi MEA yaitu menempa SDM melalui pendidikan,” katanya.
Risma menyesalkan kenapa minat warga Surabaya untuk sekolah menjadi menurun. Misalnya ada kuota 120 beasiswa untuk anak, tapi yang masuk baru 90 anak.
“Tolong diisi. Karena untuk menempuh kehidupan yang lebih baik adalah melalui pendidikan,” katanya.
Risma berulangkali menyatakan, pemuda Surabaya harus bisa menjadi pemenang di kotanya sendiri.
“Saya ingin Arek arek Surabaya harus jadi pemenang. Caranya dengan dapat pendidikan dan memanfaatkan kesempatan kerja,” katanya.(bid/den)