Sabtu, 23 November 2024

Dewan Arek-Arek Surabaya Bikin Taman Museum Bung Tomo di Dunia Maya

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Anggota Dewan Arek-Arek Surabaya (DAAS) memutar orasi Bung Tomo dan membaca puisi di Car Free Day Jalan Raya Darmo, Minggu (22/5/2016). Foto: Denza Perdana suarasurabaya.net

Berbagai komunitas Surabaya terutama komunitas pemerhati sejarah dalam Dewan Arek-Arek Surabaya (DAAS) memutar orasi bung tomo di Car Free Day (CFD), depan Rumah Sakit Darmo, Minggu (21/5/2016).

Aksi ini sebagai reaksi atas robohnya Bangunan Cagar Budaya yang pernah menjadi tempat Radio Pemberontakan Bung Tomo di Jalan Mawar Nomor 10.

Dalam aksi ini, mereka juga membagikan ikat kepala bertulisan #Balekno Suroboyoku (Kembalikan Surabayaku) kepada pengunjung CFD Jalan Raya Darmo. Tidak hanya itu, Sugeng salah satu seniman lukis Surabaya, membacakan puisi bertema perjuangan.

“Kami di-slentik, istilah Surabaya-nya, dengan robohnya bangunan cagar budaya Bung Tomo. Semangat ini di sosial media begitu hebat ya, tapi tanggapan masyarakat kok kurang,” ujar Memet penggerak DAAS, kepada suarasurabaya.net, Minggu (21/5/2016).

Pada 21 Mei 2016, bertepatan hari kebangkitan nasional, Memet mengumpulkan lintas komunitas di Warung Omah Sejarah Surabaya (WOSS) Bangunan Cagar Budaya rumah Roeslan Abdulgani salah satu tokoh perjuangan Indonesia kelahiran Surabaya. “Kok ya pas, bisa ngumpul semua. Kemudian kita bikin DAAS yang aktif di dunia maya,” katanya.

DAAS, kata Memet bertujuan mengembalikan citra Surabaya sebagai Kota Pahlawan. Sebab, Memet mencatat sejak Soekotjo sebagai Wali Kota Surabaya upaya penghilangan citra Surabaya sebagai Kota Pahlawan sebenarnya sudah tampak. Di masa Soekotjo, muncul julukan Kota Surabaya sebagai Kota Indamardi (singkatan dari Industri, Perdagangan, Maritim dan Pendidikan).

“Kota yang tidak ada pahlawannya sama sekali. Sampai Bu Risma, Wali Kota sekarang. Memang sudah bagus soal taman. Tapi tamannya tidak ada yang dinamai dengan nama pahlawan. Ini yang membuat, kami arek-arek Suroboyo ini, berontak. DAAS berkomitmen akan membangun kembali Cagar Budaya Bung Tomo ini, tapi di dunia maya,” ujarnya.

Taman Museum Bung Tomo adalah kegiatan utama yang akan dilakukan oleh DAAS di dunia maya. Museum dunia maya ini, kata Memet, akan memuat museum tentang berbagai tokoh pahlawan di Surabaya. Misalnya Bung Tomo, WR Supratman, Bung Karno, dan lainnya.

“Kalau pemerintah berkuasa di “dunia nyata” tanpa bisa melakukan apa-apa, kami di dunia maya menggagas museum ini. Yang akan mengangkat kembali Surabaya sebagai Kota Pahlawan,” katanya. Kegiatan DAAS ini, menurut Memet, lebih kepada edukasi kepada generasi muda Kota Surabaya, khususnya dalam hal sejarah.

Pemilihan dunia maya, ujar Memet, karena anak-anak generasi sekarang lebih banyak memperhatikan apa yang ada di dunia maya ketimbang. Sehingga, edukasi yang diberikan oleh berbagai lintas komunitas di dalam DAAS akan sampai kepada mereka.

“Kami ini tidak berurusan dengan gugat menggugat, itu terserah mereka lah, pemerintah biar menggugat Jayanata. Tapi kami melihat ada hal yang lebih penting. Karena saya sendiri, yang sudah seusia ini, tidak pernah berkunjung ke rumah radio pemberontakan Bung Tomo di Jalan Mawar itu. Apalagi anak-anak ini,” katanya.(den)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
35o
Kurs