Sememi yang dulu memang sedikit berbeda dengan Sememi sekarang. Sepintas ketika masuk di Sememi Jaya Gang I, bangunan yang dulu berfungsi sebagai wisma-wisma kini sudah kosong. Terutama yang sudah dibeli oleh Pemerintah Kota.
Namun, denyut prostitusi masih terasa di Sememi. Dentuman musik masih menggema dari satu-dua tempat. Masih ada para lelaki yang duduk-duduk dan menawarkan “sesuatu” kepada setiap orang luar yang masuk di Gang I dan II.
“Mas, ayo mampir, onok barang apik iki (Mari mampir, ada barang bagus ini),” ujar seorang makelar saat suarasurabaya.net melintas di Sememi Jaya Gang I, Jumat (9/9/2016).
Terbongkarnya empat perempuan di bawah umur yang dipekerjakan sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK) di Wisma Ramantik menjadi bukti praktik prostitusi itu masih ada di Sememi Jaya.
Empat perempuan di bawah umur itu didatangkan dari Kendal Jawa Tengah. Mereka ada yang sudah dua minggu dan ada yang baru dua hari dipekerjakan.
“Sekarang sudah dibawa oleh Ditreskrimum Polda Jawa Tengah. Karena kasus ini ditangani Polda Jateng,” kata Kompol Sofwan Kapolsek Benowo.
Sofwan menambahkan, pihaknya saat ini masih melakukan pengembangan kasus ini. Sebab, dalam penggerebekan semalam, pemilik yang diketahui bernama Pak Min tidak berada di rumah.
“Kami pasti mengembangkan kasus ini. Kalau tadi malam hanya membantu Polda Jateng,” tandasnya.
Sekadar diketahui, lokalisai Sememi ditutup Pemerintah Kota Surabaya akhir tahun 2013. (bid/rid/ipg)