Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya melakukan pembersihan rutin di 57 rumah pompa dan screen yang menuju box culvert menghadapi musim hujan.
Agus Hepi Kepala Bidang Operasional DKP Surabaya mengatakan, pemicu terjadinya banjir bukan karena selokannya tapi buntunya saluran air menuju ke selokan.
Selain itu, kata dia, program kerja bakti juga sudah dicanangkan oleh camat masing-masing wilayah di Surabaya. “Satu kecamatan lebih dari 10 titik, kami bantu mereka untuk pengangkutan sampahnya,” kata Agus pada Radio Suara Surabaya.
Dari tahun ke tahun, kata dia, budaya buang sampah di tempat sampah oleh warga Surabaya juga semakin baik. Pihaknya sudah bekerjasama dengan RT/RW dan door to door untuk mengingatkan warga jangan buang sampah di sungai.
“Perilaku masyarakat membuang sampah bisa berubah jika terus diingatkan dan dicereweti,” ujar dia.
Tapi untuk sungai di wilayah utara, lanjut dia, yang terpantau masih sangat kotor.
Yang paling penting, kata dia, sungai harus dalam kondisi bersih. Meskipun sampah juga berasal dari mana saja bahkan kiriman dari luar kota. Sampai saat ini masih belum diketahui wilayah mana yang menjadi pembuang sampah tertinggi.
“Pengawasan setiap hari itu harus selalu dilakukan. Kita juga wajib kontrol dan intinya memang ada di pengawasan,” katanya. (dwi/ipg)