Agus Imam Sonhaji Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya mengatakan, seharusnya lelang proyek trem yang termasuk dalam proyek Angkutan Massal Cepat (AMC) Surabaya, dimulai Januari 2016. Namun, dia mengaku belum tahu perkembangan pembuatan detailed engineering design (DED) oleh Kementerian Perhubungan.
“Sesuai jadwal, seharusnya akhir Desember 2015 DED sudah selesai,” ujar Agus ketika dihubungi wartawan, Jumat (1/1/2016). Dengan demikian, lanjutnya, pada Januari 2016 perkembangan proyek AMC yang telah direncanakan sejak lama itu berlanjut ke tahap selanjutnya, yaitu proses lelang.
Menurutnya, lelang proyek ini akan berlangsung selama kurun waktu 1 hingga 2 bulan. “Itu kalau lancar,” katanya. Setelah proses lelang selesai, sleanjutnya pryek senilai Rp1,2 triliun yang seluruhnya dibiayai oleh APBN ini berlanjut ke tahap pengerjaan pada akhir 2017.
Agus mengatakan, beberapa waktu lalu konsultan Kementerian Perhubungan telah melakukan tes kontur tanah di di median jalan sekitaran Taman Bungkul, Jalan Raya Darmo. Tes tersebut untuk mengetahui kontur tanah yang akan menahan beban rel kereta trem.
“Selain itu tujuannya agar diketahui di dalam tanah itu ada utilitas apa saja. Misalnya pipa, kabel, atau lainnya,” katanya.
Sesuai rencana, rel kereta trem berada di atas aspal di samping median jalan mulai Jalan Raya Darmo hingga Jalan Urip Sumoharjo. Memasuki Jalan Basuki Rahmat, hingga ke utara Jalan Embong Malang posisi rel ada di tengah jalan. Agus mengatakan, rel ini akan dibuat khusus sehingga jenis kendaraan lain tidak bisa melewati jalur trem.
Sedangkan mengenai lahan warga yang akan dilewati oleh jalur trem, Agus mengatakan tidak ada. Sebab dia memastikan bahwa Pemkot telah menyiapkan lahan khusus trem yang tidak menggunakan lahan warga. “Itu peran Pemkot Surabaya, dan kami terus mendorong percepatan proyek ini,” ujarnya. (den/dop)