Sabtu, 23 November 2024

Clinton dan Trump Saling Serang

Laporan oleh Dwi Yuli Handayani
Bagikan
Hillary Clinton Kandidat Partai Demokrat dan Donald Trump calon Partai Republik berdebat tentang ekonomi dan saling serang kebijakan luar negeri dalam debat. Foto: Reuters

Hillary Clinton Kandidat Partai Demokrat dan Donald Trump calon Partai Republik berdebat tentang ekonomi, saling serang kebijakan luar negeri, dan berulang kali saling menyela dalam debat calon presiden Amerika Serikat pertama yang memanas pada Senin (26/9/2016).

Setelah saling sapa satu sama lain dengan satu salaman dan satu senyum, kedua lawan kembali saling serang dengan Clinton mengkritik kebijakan pajak pebisnis New York itu dan Trump menuduh sang mantan menteri luar negeri “hanya bicara, tanpa tindakan.”

Masing-masing menuduh yang lain melakukan pemutarbalikan dan kebohongan dan mendesak para pemirsa memeriksa fakta di situs web mereka.

“Saya merasa saya akan disalahkan untuk semua hal,” kata Clinton, perempuan pertama yang memenangi nominasi calon presiden di partai politik utama Amerika Serikat.

“Mengapa tidak?” Trump membalas.

Saat debat dibuka, mereka menyampaikan visi mereka tentang ekonomi Amerika Serikat.

“Rencana yang dikeluarkan Donald akan menurunkan seluruh perekonomian kembali. Dan faktanya akan menjadi versi pemangkasan pajak paling ekstrem, paling besar, bagi orang-orang dalam persentase teratas yang pernah terjadi di negeri ini,” kata Clinton.

Trump mengkritik kebijakan perdagangan Clinton dan mengatakan dia akan menyetujui perjanjian dagang dengan negara-negara Asia meski menentangnya sebagai kandidat.

“Anda sepenuhnya mendukung itu, kemudian Anda dengar apa yang saya katakan, dan bagaimana buruknya itu, dan Anda mengatakan, Baiklah, saya tidak bisa memenangi debat, tapi Anda tahu bahwa kalau Anda menang, Anda akan menyetujuinya,” kata Trump (70), yang mengenakan setelah warna gelap dengan dasi biru.

Clinton membantah kritik itu.

“Donald, saya tahu Anda hidup dengan realitas Anda sendiri, tapi itu bukan fakta,” kata Clinton (68), yang mengenakan setelan merah.

Menurut warta kantor berita Reuters, moderator Lester Holt harus berjuang mengendalikan para kandidat dalam diskusi tentang kebijakan perdagangan yang tiba-tiba berubah menjadi perang melawan ISIS karena Trump menuduh Clinton memberikan informasi kepada musuh dengan mengungkap rencananya mengalahkan kelompok itu dalam situsnya. (ant/dwi/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs