Perum Jasa Tirta memastikan kondisi Sungai Surabaya hingga hari ini, Kamis (25/2/2016) masih aman. Bahkan pantauan di pintu air Gunungsari dan Jagir Wonokromo menunjukkan jika debit air hanya 100 meterkubik perdetik atau masih sama dengan debit di hari biasanya.
“Pintu air Gunungsari, minggu lalu tepatnya pada tanggal 10-14 Februari sempat mengalami puncak debit air yang mencapai 280 meterkubik perdetik,” kata Didik Ardianto, Kepala Subdevisi Jasa Asa II Perum Jasa Tirta Jawa Timur, ketika berbincang dengan suarasurabaya.net, Kamis.
Di dua pintu air ini, Jasa Tirta menerapkan manajemen air dimana kondisi siaga dimulai dari siaga hijau jika ketinggian air mencapai 180 meterkubik perdetik. Sedangkan siaga kuning jika air mencapai 200 meterkubik perdetik, dan siaga merah jika air sudah mencapai 220 meterkubik perdetik.
Jasa Tirta, akan segera membuka lebar pintu air Gunungsari dan Jagir Wonokromo jika kondisi air sudah cukup tinggi sehingga air bisa segera dibuang ke arah laut di Wonorejo.
Selain di Gununugsari dan Jagir, manajemen banjir juga diterapkan sejak pintu air Mlirip yang ada di Desa Tarik Mojokerto. “Saat ini, pintu air Mlirip kita tutup sehingga air dari Sungai Brantas kita arahkan melalui Bendung Gerak Lengkong ke Sungai Porong,” ujarnya.
Sungai Porong sendiri, sejak zaman dulu memang dibangun khusus untuk menanggulangi banjir di Surabaya sehingga limpahan air dari Sungai Brantas bisa langsung dialirkan ke Porong dan dibuang ke laut. (fik/ipg)