Pengunjuk rasa dari 16 aliansi serikat pekerja di Gedung Negara Grahadi Surabaya yang tergabung dalam Gerakan Aksi Tolak Upah Murah (Gastum), berencana hadirkan massa lebih banyak dalam aksi unjuk rasa pada Selasa (1/11/2016) besok.
Mereka merupakan buruh yang bekerja dari berbagai daerah di ring satu Jawa Timur.
Yahman Koordinator Serikat Buruh Bersatu Selatan (Serbu Setan) wilayah perbatasan Gresik dengan Surabaya Barat mengatakan, pihaknya akan membawa masa lebih banyak sekitar 10 ribu hingga 15 ribu pengunjuk rasa ke Gedung Grahadi Surabaya.
“Kalau besok pasti lebih besar dari hari ini, sekitar 10-15 ribu pengunjuk rasa,” kata Yahman kepada suarasurabaya.net.
Selain itu, kata Yahman, unjuk rasa pada Senin (31/10/2016) merupakan aksi pemanasan yang merupakan perwakilan dari serikat pekerja yang tergabung dalam Gastum.
Sebelumnya, menurut Yahman, jumlah buruh yang berunjuk rasa hari ini sekitar seribu orang, itupun belum termasuk tambahan massa dari Pasuruan dan Sidoarjo.
“Aksi unjuk rasa ini merupakan penolokan buruh terhadap Upah Minimum Provinsi (UMP) karena itu bisa menjadi jalan alternatif bagi perusahaan untuk tidak menerapkan Upah Minimum Kabupaten/Kota,” kata Yahman.
Sementara itu, mengenai kabar buruh akan menginap di jalan-jalan Surabaya juga dibenarkan Yahman.
“Besok mengenai UMP se-Indonesia yang akan disahkan, Kami buruh di Jatim menolak. Buruh akan melakukan penolakan dan menginap di Surabaya. Kami juga akan menginap di jalan-jalan,” katanya.
Saat ini massa pengunjuk rasa menunggu keputusan Pemprov Jatim apakah akan tetap menetapkan UMP sebagaimana instruksi Mendagri atau tidak. Meskipun begitu, pengunjuk rasa saat ini sudah membubarkan diri dan lalu lintas di depan Gedung Grahadi Surabaya sudah kembali dibuka. (den/tit/ipg)
Teks Foto:
– Buruh yang berunjuk rasa di depan Grahadi mulai membubarkan diri.
Foto: Denza suarasurabaya.net