Kata Bullying sekarang sudah akrab di telinga kita. Tak sedikit anak-anak yang menjadi korban bullying ini merasa trauma bahkan membekas dalam ingatan hingga mereka beranjak dewasa.
Beberapa netter e100 berpendapat, bullying zaman sekarang ini lebih ekstrim dan cenderung menuju ke tindakan kekerasan.
Tomy Murya Firdaus menulis “saya dulu waktu sd pernah menjadi korban bully…pernah juga jadi pelaku bully krn capek jd korban bully & mental uda lmyan kuat…tp bully jaman dl ga ekstrim kyk skrg yg cenderung kekerasan”
Ceppy Junaedi juga menulis jika bullying ini seringkali juga berujung kekerasan “Bully tak dapat dibenarkan. Sebab tindakan seperti ini mengarah premanisme. Si korban menjadi trauma dan timbul rasa balas dendam. Negatif sekali. Cara efektif melaporkan tindakan kepada sekolah dg sanksi tegas. Jika pelapor mendapat intimidasi atau ancaman, sekolah bisa memanggil ortu dan memberi skors. Kalau terulang lagi, harus dikeluarkan dari sekolah.”
Netter juga berpendapat jika begitu membekasnya tindakan bullying ini terngiang-ngiang di ingatan sampai sekarang mereka beranjak dewas.
Seperti ditulis Irene Narda Lawanto “Jaman sekolah dulu sy pernah jd korban bully tmn2.. Yah smua sudah berlalu krn smua sudah lulus dan sudah punya hidup masing2.. Tapi kejadian bully tersebut tetap membekas di ingatan saya sampai sekarang. Smoga hal2 ini bisa di berantas supaya gak menimbulkan trauma pada anak seumur hidupnya..”
Namun juga ada yang berpendapat jika bullying justru menjadi pecutan untuk bisa menjadi lebih baik. Didin menulis “Saya juga sering kena bully. Tapi bagi saya itu sebagai pecutan untuk menjadi lebih baik…”
Oleh karena itu, perlu adanya ketegasan khususnya dari guru yang bertidak sebagai wakil orang tua murid saat berada di sekolah agar bullying tidak terus terjadi.
Lisa Indrawati “Guru sebagai wakil orangtua di sekolah harusnya bisa bertindak tegas. Apabila ketegasan dan disiplin diterapkan, pasti tidak akan terjadi.”.
Perbincangan tentang bullying di Radio Suara Surabaya kembali menghangat setelah Anies Baswedan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, mencanangkan “Sekolah Aman” bagi para siswa sekolah, Selasa (26/1/2016).
Ini dilakukan sebagai bentuk perlindungan terhadap anak agar terhindar dari kekerasan di lingkungan sekolah seperti bullying. Pencanangan dilakukan di SMAN 8 Tangerang Selatan kemarin pagi. (dwi/rst)