Presiden Joko Widodo mengingatkan bahwa Indonesia merupakan sebuah bangsa yang majemuk. Kemajemukan yang dimiliki Indonesia tersebut merupakan suatu anugerah dari Tuhan. Oleh karenanya, presiden mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama menjaga dan merawat kemajemukan Indonesia tersebut.
Hal tersebut disampaikannya saat membuka Kongres XVII Muslimat Nahdlatul Ulama di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Kamis (24/11/2016).
Setengah bercanda, presiden mengawali sambutannya dengan menyinggung kondisi terkini Ibu Kota. Dirinya menerangkan banyak pihak yang menyampaikan bahwa saat ini situasi Ibu Kota terasa panas.
“Sebetulnya tidak panas, hanya hangat. Apalagi sekarang ibu-ibu muslimat NU hadir di Jakarta. Semuanya menjadi sejuk, semuanya menjadi dingin kembali Alhamdulillah,” ujarnya yang langsung disambut tawa sekitar 2.144 peserta kongres yang hadir.
Presiden kemudian mengingatkan mengenai keberagaman bangsa ini. Setidaknya terdapat 646 bahasa lokal dan sekitar 1.128 suku yang ada di Indonesia. Ketenteraman di antara segala keberagaman tersebut haruslah dijaga dengan baik.
“Tadi disampaikan oleh Kyai Said Aqil Siradj, yang satu suku saja bisa berperang, kita ini ada 1.128. Ini yang perlu saya ingatkan, kita jaga, kita rawat bersama. Saya setiap datang ke provinsi, setiap datang ke pulau-pulau kecil, setiap datang ke kabupaten/kota betul-betul merasakan sekali betapa kita memang berbeda-beda,” ujarnya.
Selain itu, presiden juga terus mengajak kepada seluruh masyarakat untuk dapat saling melindungi dan menghargai satu sama lainnya. Sudah selayaknya bahwa mayoritas melindungi minoritas. Sebaliknya, yang minoritas juga menghormati yang mayoritas.
“Marilah yang mayoritas itu melindungi yang minoritas. Tetapi yang minoritas juga harus menghormati dan menghargai yang mayoritas. Saling melindungi, saling menjaga, saling menghargai. Inilah keindonesiaan kita. Kita sering lupa ini,” kata presiden.
Dalam sambutannya terungkap bahwa Presiden Joko Widodo sendiri selama ini selalu diingatkan oleh sejumlah pihak mengenai keberagaman Indonesia ini. Termasuk salah satu di antaranya adalah oleh Ibu Sinta Nuriyah Wahid, Ibu Negara Indonesia ke-4.
“Saya sering diingatkan oleh Bu Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, mengenai keberagaman, mengenai kemajemukan kita, untuk hati-hati. Kalau bertemu, beliau selalu mengingatkan saya kalau itu adalah anugerah dari Allah yang diberikan kepada kita yang harus kita rawat,” ujarnya.
Hati-hati Gunakan Media Sosial
Di hadapan para muslimat NU, Presiden Joko Widodo mengajak semua pihak agar berhati-hati sekaligus memberikan edukasi kepada anak-anak dalam menggunakan media sosial. Sebab, sebagaimana diketahui, belakangan ini linimasa media sosial dipenuhi dengan hujatan, ejekan, fitnah, dan juga adu domba.
“Hati-hati dalam menggunakan media sosial. Saya ingin mengajak, marilah kita bersama-sama memberikan pelajaran kepada anak-anak kita, mengedukasi anak-anak kita. Karena kalau saya lihat dalam sebulan belakangan ini yang ada di media sosial adalah saling menghujat, saling mengejek, saling menjelekkan, saling memaki, saling fitnah, saling mengadu domba,” terangnya.
Presiden juga meyakini bahwa apa yang ditemukannya tersebut bukanlah nilai-nilai Islami dan nilai ke-Indonesiaan kita. Karena sesungguhnya Indonesia hanya mengenal dan menganut budi pekerti dan sopan santun dalam keseharian.
“Ini fakta yang harus saya sampaikan. Banyak berita-berita bohong. Itu bukan nilai-nilai Islami kita, itu bukan tata nilai ke-Indonesiaan kita. Karena tata nilai kita adalah budi pekerti yang baik, nilai-nilai sopan santun,” ujar presiden.
Kongres XVII Muslimat NU sendiri berlangsung di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur pada 23-27 November mendatang. Peserta kongres tersebut terdiri dari pimpinan pusat, pimpinan wilayah, pimpinan cabang, cabang istimewa, peninjau dan juga undangan.
Mendampingi Presiden Joko Widodo ialah Lukman Hakim Saifuddin Menteri Agama, Khafifah Indar Parawansa Menteri Sosial, Pratikno Menteri Sekretaris Negara, Muhammad Nasir Menteri Riset dan Teknologi, Nila F. Moeloek Menteri Kesehatan, Muhadjir Effendy Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga Menteri Koperasi dan UKM.
Sementara itu, turut hadir dalam acara tersebut diantaranya Jenderal TNI Gatot Nurmantyo Panglima TNI, Ade Komarudin Ketua DPR RI, Oesman Sapta Odang Wakil Ketua MPR RI, Prof. Dr. K.H. Said Aqil Siradj Ketua Umum PBNU, Sinta Nuriyah Wahid Ibu Negara Indonesia ke-4, Ir. K.H. Solahuddin Wahid, K.H. Hasyim Muzadi, dan sejumlah duta besar negara sahabat. (jos/dwi/ipg)