Setiap memulai pergantian tahun baru, setiap orang berharap kebahagiaan, rezeki dan kesejahteraan, terhindar dari kesialan. Warga Tionghoa menggelar Ci Suak untuk menghindarkan kesialan di tahun baru Imlek 2567.
“Ci Suak atau ritual tolak bala memang digelar sebelum perayaan Imlek. Setiap menjelang Imlek, ritual ini digelar sebagai bagian dari mempersiapkan pergantian tahun baru. Setiap umat berharap terhindar sial,” ujar Yuliani pengurus Klenteng Hong San Ko Tee Jl. Cokroaminoto, Surabaya.
Menurut Yuliani, dalam tradisi Tionghoa, setiap tahun memiliki shio yang berbeda-beda. Tahun ini yang konon merupakan tahun Monyet Api mengharuskan mereka yang memiliki shio tertentu wajib mengikuti ritual Ci Suak agar terhindar dari kesialan.
“Umat yang lahir pada tahun-tahun yang memiliki jiong besar pada tahun Monyet Api diharapkan ikut ritual Ci Suak agar memperoleh kelancaran rezeki, kesehatan, dan kesejahteraan,” kata Yuliani.
Tahun ini, dalam penanggalan Tionghoa, mereka yang memiliki shio Babi, Ular, dan Monyet, serta Macan diharapkan mengikuti ritual Ci Suak yang biasanya digelar di klenteng-klenteng menjelang perayaan Imlek.
Ritual Ci Suak ditandai dengan doa bersama, kemudian dilanjutkan dengan mandi kembang, serta pemotongan bagian rambut, untuk simbolis buang sial.
“Ci Suak memang dianggap sebagai pembuka seluruh ritual rangkaian persembahyangan Imlek. Diharapkan ditahun yang baru, seluruh umat dimudahkan rezeki berlimpah, kesehatan bagi keluarga dan kesejahteraan,” kata Yuliani pada suarasurabaya.net.
Di klenteng Hong San Ko Tee Jl. HOS Cokroaminoto, Surabaya, ritual Ci Suak digelar pada 31 Januari 2016, sebelum pelaksanaan persembahyangan Imlek 2567 dilaksanakan.(tok/ipg)