Sabtu, 23 November 2024

Beragam Bentuk Layang-layang Ramaikan Surabaya Kite International Festival 2016

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Layang-layang 3 dimensi berbentu gajah yang diterbangkan salah satu peserta di Surabaya International Kite Festival 2016. Foto: Denza Perdana suarasurabaya.net

Festival layang-layang Surabaya atau Surabaya International Kite Festival 2016 sudah dimulai sejak Sabtu (23/7/2016) pagi, pukul 10.00 WIB. Mulai hari ini dan besok, ratusan peserta akan beradu layang-layang terbaiknya untuk memperebutkan total hadiah Rp43,5 juta.

Kadek Armika salah satu peserta festival layang-layang dari Bali menerbangkan layang-layang yang terbuat dari daun bambu. Layang-layang itu berbentuk burung hantu.

“Ini dari daun bambu semua. Batangnya juga dari bambu. Kelebihannya, dia lebih tahan air,” katanya kepada suarasurabaya.ney.

Layang-layang milik Kadek ukurannya tidak terlalu besar. Layang-layang ini lebih mudah terbang menyesuaikan angin.

Selain milik kadek, ada layang-layang dua dimensi dengan bentuk bermacam-macam. Ada layang-layang berbentuk sinden, ada punokawan, ada juga layang-layang tiga dimensi berbentu gajah dan kucing.

Pesertanya, tidak hanya dari Jawa Timur. Seperti layang-layang sinden dan punokawan yang merupakan milik peserta dari Jawa Tengah. Atau layang-layang reog-reogan yang berbentuk mirip reog dari Ponorogo.

Fauzi M Yos Kepala Bidang Rekreasi dan Hiburan Umum Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya mengatakan, total peserta mencapai lebih dari 125 orang.

Tidak hanya dari 19 daerah di Indonesia. Beberapa layang-layang juga milik komunitas. Ada juga peserta dari beberapa negara tetangga. Antara lain dari Malaysia, Cina, Hongkong, dan Thailand.

Para peserta mancanegara ini juga menampilkan berbagai bentuk layang-layang terbaiknya. Salah satunya adalah layang-layang paus sepanjang 32 meter milik peserta yang berasal dari hongkong.

“Kami menilai berdasarkan perakitan sebelum diterbangkan. Kemudian bagaimana cara menerbangkan layang-layang. Termasuk keseimbangannya” ujarnya.

Lalu, kata Yos, konsistensi layang-layang sebelum maupun sesudah diterbangkan. Penilaian pada kriteria ini juga melihat perubahan warna layang-layang, baik saat di bawah maupun saat di atas.

“Kalau ternyata di atas warnanya berubah, ya itu juga akan kami nilai,” ujarnya.(den/fik)

Teks Foto:
– Kadek Armika peserta dari Sanur Bali menerbangkan layang-layang burung hantu yang terbuat dari daun bambu. Foto: Denza Perdana suarasurabaya.net

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs