Senin, 20 Januari 2025

Beragam Bentuk Layang-layang Ramaikan Surabaya Kite International Festival 2016

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Layang-layang 3 dimensi berbentu gajah yang diterbangkan salah satu peserta di Surabaya International Kite Festival 2016. Foto: Denza Perdana suarasurabaya.net

Festival layang-layang Surabaya atau Surabaya International Kite Festival 2016 sudah dimulai sejak Sabtu (23/7/2016) pagi, pukul 10.00 WIB. Mulai hari ini dan besok, ratusan peserta akan beradu layang-layang terbaiknya untuk memperebutkan total hadiah Rp43,5 juta.

Kadek Armika salah satu peserta festival layang-layang dari Bali menerbangkan layang-layang yang terbuat dari daun bambu. Layang-layang itu berbentuk burung hantu.

“Ini dari daun bambu semua. Batangnya juga dari bambu. Kelebihannya, dia lebih tahan air,” katanya kepada suarasurabaya.ney.

Layang-layang milik Kadek ukurannya tidak terlalu besar. Layang-layang ini lebih mudah terbang menyesuaikan angin.

Selain milik kadek, ada layang-layang dua dimensi dengan bentuk bermacam-macam. Ada layang-layang berbentuk sinden, ada punokawan, ada juga layang-layang tiga dimensi berbentu gajah dan kucing.

Pesertanya, tidak hanya dari Jawa Timur. Seperti layang-layang sinden dan punokawan yang merupakan milik peserta dari Jawa Tengah. Atau layang-layang reog-reogan yang berbentuk mirip reog dari Ponorogo.

Fauzi M Yos Kepala Bidang Rekreasi dan Hiburan Umum Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya mengatakan, total peserta mencapai lebih dari 125 orang.

Tidak hanya dari 19 daerah di Indonesia. Beberapa layang-layang juga milik komunitas. Ada juga peserta dari beberapa negara tetangga. Antara lain dari Malaysia, Cina, Hongkong, dan Thailand.

Para peserta mancanegara ini juga menampilkan berbagai bentuk layang-layang terbaiknya. Salah satunya adalah layang-layang paus sepanjang 32 meter milik peserta yang berasal dari hongkong.

“Kami menilai berdasarkan perakitan sebelum diterbangkan. Kemudian bagaimana cara menerbangkan layang-layang. Termasuk keseimbangannya” ujarnya.

Lalu, kata Yos, konsistensi layang-layang sebelum maupun sesudah diterbangkan. Penilaian pada kriteria ini juga melihat perubahan warna layang-layang, baik saat di bawah maupun saat di atas.

“Kalau ternyata di atas warnanya berubah, ya itu juga akan kami nilai,” ujarnya.(den/fik)

Teks Foto:
– Kadek Armika peserta dari Sanur Bali menerbangkan layang-layang burung hantu yang terbuat dari daun bambu. Foto: Denza Perdana suarasurabaya.net

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Mobil Tabrak Dumptruk di Tol Kejapanan-Sidoarjo pada Senin Pagi

Surabaya
Senin, 20 Januari 2025
25o
Kurs