Joko Widodo Presiden menyaksikan penandatanganan financial closing Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang (Jawa Tengah) senilai US$ 4,2 miliar dan sejumlah perjanjian proyek prioritas nasional lainnya di Istana Negara, Jakarta, Kamis 9 Juni 2016.
Pembangunan PLTU Batang sempat tertunda sekitar empat tahun, karena terkendala masalah pembebasan lahan dan perijinan.
Saat proyek PLTU Batang diresmikan tahun lalu, Presiden berkomitmen untuk membantu menangani proyek-proyek yang terhambat karena berbagai persoalan.
“Kita tak mau lagi ada proyek yang berhenti, mangkrak yang tidak bisa diselesaikan gara-gara ijin, gara-gara pembebasan lahan, tidak, ini adalah sebuah bukti bahwa pemerintah bisa menyelesaikan persoalan, bukti bahwa pemerintah Indonesia bisa menyelesaikan problem-problem yang ada, jangan ada yang ragu lagi, jangan ada lagi investor ragu,” kata presiden waktu itu.
Sekitar 10 bulan setelah komitmen tersebut dibuat, masalah pembebasan lahan PLTU Batang dapat diselesaikan. Presiden kemudian menanyakan kepada pemerintah Jepang mengenai komitmen pembiayaan proyek tersebut.
Kata Jokowi, tugasnya menyelesaikan pembebasan lahan sudah selesai. Sekarang Jokowi gantian bertanya kepada Perdana Menteri Jepang, financial closingnya kapan?
“Ternyata tadi sudah diselesaikan langsung. Financial closing sudah diserahkan, artinya proyek ini berjalan meski sedikit terlambat dari janjinya, mundur sedikit. Tapi memang problem di lapangan bukan masalah yang remeh dan kecil,” kata Jokowi.
Penandatanganan financial closing PLTU Batang ini sekaligus menandakan bahwa pemerintah Indonesia dapat menyelesaikan permasalahan yang timbul di lapangan.
Untuk urusan yang terkait dengan kepentingan rakyat, Presiden akan turun langsung untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.
“Kalau itu untuk kebutuhan rakyat, kepentingan rakyat, kita juga akan ikut turun menyelesaikan. Kalau ini tidak dimulai sekarang sudah membayangkan 2019 byar-pet akan tambah meluas,” katanya.
Presiden kemudian meminta komitmen para investor terkait dengan pengerjaan proyek tersebut. Dirinya tidak menginginkan pembangunan PLTU ini terhambat di tengah jalan.
Presiden minta investor agar proyek ini jangan mundur. Tahun 2019 sesuai janjinya harus selesai. Presiden janji akan diikuti terus perkembangannya di lapangan.
Dalam kesempatan tersebut, dilakukan pula penandatanganan perjanjian Badan Pelaksana Kontraktor Proyek untuk 5 proyek jalan tol. Kelima proyek tersebut ialah jalan tol Manado-Bitung (Sulawesi Utara), jalan tol Balikpapan-Samarinda (Kalimantan Timur), jalan tol Pandaan-Malang (Jawa Timur), jalan tol Serpong-Balaraja (Banten), dan jalan tol Terbanggi Besar-Kayu Agung (Lampung).(jos)