Jumat, 22 November 2024

Baru 64 Persen Penderita HIV di Jatim Berani Melapor

Laporan oleh Fatkhurohman Taufik
Bagikan
Dari kiri, Nila F Moeloek Menkes, Soekarwo Gubernur dan Saifullah Yusuf Wakil Gubernur ketika memperingati Hari AIDS se Dunia, Kamis (1/12/2016). Foto : Taufik suarasurabaya.net

Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Wakil Gubernur sekaligus Ketua Komisi HIV/AIDS Jawa Timur mengatakan hingga saat ini baru 64 persen penderita HIV yang telah terdata.

“Dari estimasi penderita HIV di Jawa Timur sebanyak 57 ribu, yang sudah ditemukan baru 36 ribu atau baru 64 persen,” kata Gus Ipul, usai mengikuti pencanangan Gerakan Tes HIV dalam rangka hari AIDS se Dunia yang digelar di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis (1/12/2016).

Menurut Gus Ipul, perlu peran semua pihak agar para penderita segera pergi ke klinik maupun puskesmas dan rumah sakit sehingga pengobatan bisa segera dilakukan. HIV sebenarnya masih bisa diobati jika segera ditangani sehingga tak sampai berubah menjadi AIDS.

Dari data yang ada, kata Gus Ipul, saat ini menderita AIDS di Jawa Timur mencapai 17.394 orang. dari jumlah ini, yang meninggal sebanyak 3.679 orang atau hanya sekitar 3 persennya saja.

“Kami sebenarnya mampu menekan jumlah kematian karena mereka yang telah terkena AIDS ini rajin berobat sehingga mereka bisa bertahan,” kata Gus Ipul.

Penderita HIV/AIDS, kata Gus Ipul, sebenarnya fenomena gunung es yaitu semakin giat pemerintah dan masyarakat melakukan pemberdayaan maka semakin banyak pula jumlah penderita yang akan ditemukan.

Selama ini, untuk penderita HIV biasanya dicegah agar tak sampai menderita AIDS. Sedangkan untuk yang sudah AIDS maka dirawat di beberapa rumah sakit khusus yang memang telah ditunjuk pemerintah.

“Kami sudah ada sembilan kabupaten/kota yang punya puskesmas dan rumah sakit khusus. Nanti akan terus kita perbanyak sehingga penanganan bisa optimal,” kata Gus Ipul.

Sementara itu Nila F Moeloek Menteri Kesehatan mengatakan, obat khusus HIV/AIDS buatan lokal saat ini sudah ditemukan sehingga proses pengobatan bisa lebih murah.

“Saat ini obatnya sudah murah makanya banyak penderita yang berani lapor untuk berobat. Akibatnya jumlah penderita memang meningkat tapi tidak apa-apa daripada mereka tidak terdata malah bahaya,” kata Menkes.

Dia mencontohkan jumlah penderita di Jawa Timur memang terlihat banyak, namun para penderita ini muncul setelah pemerintah giat mensosialisasikan pengobatan terhadap HIV/AIDS. (fik/ipg)

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs