Pembobolan dan pencurian barang bawaan penumpang pesawat terbang di bandar udara telah lama dan sering terjadi. Beramai-ramai pendengar Radio Suara Surabaya (SS) dan netter e100 membagikan pengalamannya menjadi korban aksi kejahatan tersebut, Rabu (6/1/2016).
Yohanes, pendengar SS mengisahkan, tiga tahun lalu saat perjalanan dari Jakarta ke Surabaya dengan maskapai Lion Air, gembok kopernya hilang. Saat dia membuka koper tersebut, ikatan karet di dalam koper lepas, tas kecil dalam koper terbuka resletingnya, amplop di dalam koper juga tersobek, empat ponselnya rusak dan kamera miliknya hilang. “Sampai di Jakarta saya lapor Lion Air, dilimpahkan ke Lion Air Surabaya. Saya disuruh menunggu telepon, sampai sekarang gak ada telepon,” katanya.
Sementara, Eris Diana, netter e100 menulis, “Saya pernah kehilangan barang di bagasi yaitu sebuah arloji dgn merk Seiko kalau di nominalkan sekitar 4jt an. Namun sy dan suami tdk tau pastinya barang tsb hilang di Bandara Juanda atau Bandara Hang Nadim Batam. saat kejadian adlh tahun 2015 bln Juli. Sy dan keluarga dari Batam menuju Juanda dgn menggunakan maskpai Lion Air.”
Ternyata pencuri tidak hanya menyasar barang bernilai tinggi. Prina via e100 berbagi pengalaman, “saya pernah pas naik lion air rute palembang ke Batam,,,kotak oleh2 saya hancur terbuka,,kerupuk ikan yg dibawa untuk oleh2 buat tetangga jg ada bbrp yang hilang…waktu itu saya udah komplain tp ya kayak ngomong sama tembok cuma didengerin aja tapi gak direspon…semenjak itu kapok naik lion air.<.i>”
Masalah keamanan barang tidak hanya di bagasi saja, tapi juga di kargo bandara. Laily Zuhriyah menceritakan, “Bukan bagasi penumpang sj sy pake cargo lion air printer n part komp sby-kupang d ambil d bandara kupang brg tdk ada sedangkan pihak cargo juanda sdh ada bukti barang itu masuk manifest status on board lenyaap ta berbekas percuma lapor toh g ada lanjutannya tiwas capek.”
Sedangkan, Iko Sukna pendengar SS juga berpendapat mengenai keamanan barang di kargo. “Sebenarnya kalau bagasi itu antisipasinya mudah. Selama penumpang tidak bawa barang berharga itu tidak akan terjadi. Yang rawan itu yang kargo, di dalam pesawat, karena tidak ngecek kesana. Kargo paling sering hilang itu di rute Jakarta-Surabaya atau sebaliknya,” ujarnya.
Kekhawatiran penumpang terus berkembang. Seperti Andi Sastra yang takut pembobolan barang bawaan bisa berkembang menjadi modus kejahatan lainnya. “Dicuri mungkin mSih tidak terlalu gawat,bagai mana kalau malah dimasuki barang barang terlarang?” tulisnya.
Menanggapi banyaknya pengalaman buruk penumpang, Hendra Lesmana, pendengar SS meminta agar pihak maskapai lebih selektif memilih pegawai. “Mohon untuk menyeleksi pegawai lebih detail lagi,” katanya.
Jumadi, pendengar SS yang lain mengingatkan para calon penumpang agar tetap waspada. “Resleting dibuka pakai pulpen saja bisa. Barang berharga jangan ditaruh di bagasi. Kalau perlu, maskapai sediakan deposit box untuk penyimpanan barang berharga penumpang. Kuncinya serahkan penumpang,” ujarnya.
Di antara sekian banyak komentar di laman e100, ada juga netter yang tidak pernah menjadi korban. “Alhamdulillah…saya tdk pernah kehilangan. meskipun sering gunakan maskapai Singa air,” tulis Deny Nur Cahyono.(iss/ipg)