Sebanyak 227 warga Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, pada semester pertama 2016 terdata menderita penyakit kusta.
Mariamah Kasi Pemberantasan Penyakit Menular Dinas Kesehatan (Dinkes) Bangkalan mengatakan, jumlah tersebut menempatkan Kabupaten Bangkalan sebagai kabupaten dengan penderita kusta terbanyak ketiga di Jatim, setelah Kabupaten Sampang dan Kabupaten Sumenep.
“Kalau dibandingkan dengan tahun 2015, angka penderita kusta ini menurun. Tahun lalu, jumlah penderita mencapai 310 orang. Ini menjadi tugas kita semua untuk menekan angka penderita kusta di daerah ini, khususnya terkait kesadaran hidup masyarakat untuk berperilaku hidup sehat,” katanya dilansir Antara, Sabtu (20/8/2016).
Mariamah mengatakan, penyakit kusta itu terjadi karena kurangnya menjaga kebersihan dan jenis penyakit itu tergolong penyakit kronis. Gejala awal ditandai dengan munculnya bintik putih serta terdapat batas hitam yang mengelilingi bintik putih tersebut.
“Kusta dapat menyerang siapa pun, baik laki-laki atau perempuan, anak kecil atau orang dewasa. Jika di suatu kawasan terdapat bakteri penyebab kusta dan orang itu terpapar bakteri dalam jumlah cukup banyak serta dalam jangka panjang, kemungkinan besar akan terserang,” katanya.
Menurut Mariamah, penyakit kusta tersebar merata di seluruh belahan dunia, tapi asal mulanya dari Afrika dan Asia Tengah, kemudian menyebar ke seluruh dunia dengan adanya perang, penjajahan, perdagangan antarbenua dan penyebaran agama.
“Kusta bukan penyakit keturunan atau penyakit kutukan, tapi penyakit kulit yang disebabkan oleh serangan bakteri mycobacterium leprae,” katanya.
Penularan kusta sampai saat ini belum diketahui secara pasti, namun hubungan dekat dengan penderita dalam jangka waktu yang lama akan lebih berisiko untuk tertular.
Masa inkubasi penyakitnya, kata Mariamah, antara 9 bulan sampai 20 tahun dengan rata-rata penularan adalah 4 tahun. Seseorang dapat terhindar dari penularan kusta apabila tubuhnya memiliki kemampuan untuk membentuk kekebalan yang efektif.
Menurut Mariamah, ada dua kategori penyakit kusta, yakni kusta kering (pausi basiler) dan kusta basah (multi basiler). Dua jenis penyakit kusta tersebut masih bisa disembuhkan. Yang terpenting, penderita mau berobat secara rutin.
“Pemerintah telah menyediakan obat secara gratis bagi penderita dan yang terpenting, mereka mau rutin datang ke puskesmas terdekat,” katanya. (ant/bid)