Jumat, 22 November 2024

Badan Geologi Akan Teliti Semburan Lumpur Bojonegoro

Laporan oleh Dwi Yuli Handayani
Bagikan

Tim Badan Geologi Kementerian ESDM di Bandung berencana meneliti semburan lumpur bercampur air di Desa Jari, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur untuk mengantisipasi kemungkinan kejadian itu berkembang menjadi bencana.

Agus Supriyanto Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Rabu (13/4/2016) mengatakan Badan Geologi akan mengunjungi dan meneliti lokasi semburan di Desa Jari, Kecamatan Gondang, Kamis (14/4/2016).

“Kami sekarang di Bandung untuk mengkoordinasikan penanganan semburan lumpur dengan Badan Geologi,” ucapnya seperti dilansir Antara.

Menjawab pertanyaan, ia menjelaskan masalah bencana geologi di Indonesia instansi Pemerintah yang bertanggung jawab adalah Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi di Bandung.

Apabila kejadian di Bojonegoro itu, menurut dia, ada potensi bencana geologi, maka bisa saja Pemerintah Pusat melalui Badan Geologi untuk menyusun program dan anggaran guna penanganannya.

“Bukan hanya pemkab sendiri yang menanggung risiko,” jelas dia.

Srianto Kepala Desa Jari, Kecamatan Gondang, Bojonegoro menjelaskan semburan lumpur bercampur air di desanya masih stabil, meskipun lebih kecil dibandingkan dengan pertama kali diketahui, Kamis (7/4/2016).

Sesuai data terakhir, semburan lumpur bercampur air yang semula di empat titik dalam satu kawasan, dengan debit 1 liter per detik, sekarang ini hanya tinggal dua titik dengan debit sekitar 0,5 liter per detik.

“Penanganannya masih menunggu hasil uji laboratorium yang dilakukan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Pemkab, dan hasil analisa data (seismograf) dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Nganjuk,” jelas dia.

Sukirno Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Bojonegoro menyatakan menunggu keputusan desa dalam menangani semburan lumpur bercampur air di kawasan hutan di desa setempat.

“Kami sudah mengambil peralatan seismograf yang kami tempatkan di rumah warga di dekat lokasi semburan,” kata Kepala Stasiun BMKG Nganjuk Chudori, menegaskan.

Ia memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk menganalisasi data yang diperoleh dari peralatan seismograf berkisar 2-3 hari, untuk memberikan gambaran gempa yang terjadi di desa setempat.

“Kalau perkiraan kami gempa di lokasi setempat sekitar dua bulan lalu, tidak dalam, tapi dangkal, sehingga muncul rekahan tanah, yang bisa mengeluarkan gas,” tuturnya. (ant/dwi)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs