Sabtu, 23 November 2024

BUMD Jatim akan Ikut Garap Tol Krian-Manyar

Laporan oleh Fatkhurohman Taufik
Bagikan
Ilustrasi

PT Panca Wira usaha (PWU), sebuah BUMD milik pemerintah Jawa Timur akan ikut dalam proses pembangunan Jalan Tol Krian-Manyar. Keikutsertaan PT WPU ini diharapkan bisa meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Jawa Timur.

“Pengerjaan tol ini akan menggunakan kerjasama join venture dengan melibatkan PT Waskita Karya,” kata Basanto, Direktur Utama PT PWNU Jawa Timur, Senin (19/9/2016).

Menurut Basanto, Jalan Tol sepanjang 39 kilometer ini nantinya akan memanjang mulai Krian-Legundi-Bunder-Manyar dengan biaya investasi mencapai Rp12,026 triliun. Komposisi join venture adalah PT Waskita 55 persen, kemudian PT PWU 20 persen, dan sisanya 25 persen pihak swasta.

Menurut dia, proyek tol Krian-Manyar ini tergolong baru karena menggunakan model Unsolicitade, dimana proses pembebasan lahan akan dilakukan sendiri oleh perusahaan joint venture hingga pengerjaan fisiknya. Sedangkan fungsi pemerintah hanya akan memberikan ijin konsesi hingga jalan tol tersebut nantinya menjadi milik pemerintah.

Sesuai rencana, tol ini akan dibangun dengan menggunakan elevated (menggantung) sehingga pengerjaanya memakan biaya cukup tinggi. Namun di sisi lain kebutuhan lahan tidak terlalu besar karena lahan yang akan dibebaskan sebagian besar berupa sawah, tegalan, tambak dan tanah milik pemerintah.

Hingga saat ini proses pembebasan lahan terus dilakukan sehingga dijadwalkan mulai tahun 2017, pengerjaan fisik sudah bisa dimulai. Tol ini diharapkan bisa beroperasi pada 2019 mendatang.

Selain jalan tol, PT PWNU Jatim juga tengah mematangkan rencana kerjasama dengan salah satu BUMN farmasi, yaitu PT Indo Farma untuk pengembangan usaha PT Casa Husada salah satu anak perusahaan PT PWU yang kini memproduksi infus. Terlebih, usaha ini sangat menjanjikan karena pangsa pasarnya sangat terbuka.

“Kebutuhan infus di Indonesia masih kekurangan sekitar 100-120 juta. Bahkan kebutuhan infus Jatim yang mencapai hampir 40 juta baru terpenuhi sekitar 12 juta. Jadi ini merupakan peluang besar karena selama ini pemain usaha ini hanya didominasi PT Otsolen dan anak perusahaannya saja,” ujarnya.

Di singgung soal kebutuhan investasi untuk pengembangan usaha produksi infus, Basanto menyatakan tidak terlalu besar yakni sekitar Rp60 miliar. “Kita hanya akan menyediakan lahan yang dekat dengan sumber air bersih. Sedangkan mesin akan ditanggung PT Indo Farma, sekaligus menjadi leader market karena sudah pengalaman di bidang farmasi,” kata dia. (fik/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs