Selain aroma Hio yang menjadi ciri khas klenteng-klenteng di Kota Surabaya, sepekan menjelang perayaan Imlek 2567, tumpukan Kim Cua mulai terlihat dipersiapkan pengelola klenteng sebagai pelengkap persembahyangan.
“Selain Hio untuk sembahyang, umat juga butuh Lilin merah dan Kim Cua. Kami persiapkan sekarang meskipun perayaan Imlek masih sekitar sepekan lagi,” kata Lukman pengelola klenteng Hong San Ko Tee Jl. Cokroaminoto, Surabaya.
Lukman bersama rekannya yang lain, membentuk kertas-kertas berwarna kuning dengan tulisan merah mencolok menjadi berbagai bentuk. Diantaranya perahu, buah-buahan.
“Meskipun Kim Cua ini nanti dibakar tetapi ini memang bagian dari kelengkapan persembahyangan, tetap dibutuhkan umat. Tiap perayaan Imlek Kim Cua jadi bagian tidak terpisahkan,” ujar Lukman.
Sementara itu, di Klenteng Boen Bio Jl. Kapasan, aktivitas beberapa pengurus klenteng jugaterlihat. Tumpukan Kim Cua juga terlihat diatas sebuah meja panjang dibagian belakang ruang persembahyangan.
“Ada yosua, lilin merah sama Kim Cua. Ini memang perlengkapan buat sembahyang. Umat membutuhkan ini. Kami persiapkan seluruh kebutuhan persembahyangan,” kata Alimin pengurus klenteng Boen Bio.
Alimin menambahkan kebutuhan Kim Cua biasanya memang sebelum perayaan Imlek sampai dengan sesudah persembahyangan Imlek. Umat membutuhkan untuk berdoa.
“Kami tidak tentukan harganya. Biasanya umat memberikan seiklhasnya. Selain yosua dan lilin, Kim Cua paling banyak dicari umat. Apalagi perayaan Imlek pasti lebih banyak yang membutuhkan,” ujar Alimin.
Di toko Agung Jl. Jagalan, Surabaya yang menyediakan berbagai perlengkapan persembahyangan untuk umat Tri Dharma, juga mulai menambah persediaan kertas Kim Cua.
“Seminggu kemarin kami tambah stok. Umat nanti waktunya sembahyang Imlek ada yang beli di klenteng tapi ada juga yang beli sendiri. Luamayan penjualan tahun ini,” kata Sugiyono pemilik toko Agung saat ditemui suarasurabaya.net, Kamis (28/1/2016).(tok/RST)