Arkeolog dari Balai Arkeologi Yogyakarta saat ini melakukan penggalian di Situs Ngurawan di Dusun Ngurawan, Desa Dolopo, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.
Rita Istari, arkeolog yang terlibat dalam penggalian tersebut mengatakan, penggalian kembali dilakukan untuk mengungkap peninggalan budaya yang ada di Situs Ngurawan.
“Nama Ngurawan sangat terkenal, baik dulu maupun sekarang. Makanya kami sangat ingin tahu tentang Situs Ngurawan. Mulai dari bentuknya bagaimana, luasnya berapa, dan semua budaya yang terkait dengan situs tersebut,” katanya kepada wartawan di Madiun, Sabtu (24/9/206), seperti dilansir Antara.
Rita menjelaskan, timnya melakukan penggalian untuk mengembangkan penelitian yang sudah dilakukan Balai Arkeologi Yogyakarta akhir tahun 2014 dan awal tahun 2016.
Penggalian dilakukan di halaman rumah milik Gatot Suhanto, tempat warga menemukan susunan batu bata berbentuk pondasi kuno yang diduga merupakan pondasi bangunan kerajaan.
Penggalian tersebut juga dilakukan untuk membuktikan catatan sebuah prasasti yang menyebutkan bahwa di daerah Ngurawan dulu ada Kerajaan Gelang-gelang yang dipimpin oleh Raja Sri Jayakatwang.
“Diduga, pondasi itu merupakan peninggalan bangunan Kerajaan Gelang-gelang semasa Raja Sri Jayakatwang. Itu ada tercantum dalam sebuah prasasti,” ungkapnya.
Di salah satu titik lokasi penggalian ada satu lubang besar sedalam tiga meter, yang di dasarnya ada susunan batu. Menurut rencana, ekskavasi yang melibatkan lima arkeolog tersebut akan berlangsung selama beberapa hari.
Penelitian dan penggalian di Situs Ngurawan dilakukan setelah warga sekitar sering menemukan benda-benda kuno yang diduga merupakan peninggalan kerajaan pada masa lalu seperti umpak, yoni, tembikar kuno, ambang pintu, panil relief, dan “jobong sumuran”.
Di wilayah tersebut juga terdapat arca Nandi (lembu), arca Dewi Parwati, Jaladuwara (saluran air), dan miniatur candi. Warga juga menemukan susunan batu bata berbentuk pondasi dan patung kuno. (ant/rid)