Dinas Kesehatan Kota Surabaya lakukan kewaspadaan terhadap ancaman virus zika. Kewaspadaan dilakukan menyusul merebaknya kasus zika di berbagai negara.
Meski sampai saat ini belum ditemukan keberadaan virus tersebut menyerang warga Kota Pahlawan, namun Dinkes Surabaya sudah menggalakkan koordinasi dengan berbagai pihak khususnya di pintu masuk Kota Surabaya.
“Saat ini belum ada di Surabaya. Ini berkaitan dengan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dan Program 3M, ya. Tapi memang zika tidak ada di Surabaya,” ujar Febria Rachmanita Kepala Dinkes Surabaya, Sabtu (6/2/2016).
Meski demikian, perempuan yang biasa dipanggil Feny ini mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) baik di Bandara Juanda, maupun di pelabuhan Tanjung Perak.
“Semua orang yang datang dari daerah KLB zika, patut diwaspadai. Kan sudah ada alatnya (thermo scanner,red),” ujarnya.
Dengan thermo scanner yang ada di Bandara dan Pelabuhan, kata Feny, petugas bisa mengawasi suhu tubuh orang-orang yang datang dari negara manapun.
Sebab, gejala serangan virus zika meliputi demam dengan intensitas rendah, nyeri persendian, radang sendi mata, sakit kepala, nyeri otot dan nyeri mata.
Perlu diketahui, zika ditemukan kali pertama menyerang kera di Hutan Zika yang ada di Uganda sekitar tahun 1947.
Kini virus ini diketahui merebak di beberapa negara di Amerika Selatan. Antara lain di Kolombia, Barbados, Ekuador, Guiana Prancis, Guatemala, Guyana, dan Haiti.
Akhir Januari lalu, kantor berita Xinhua memberitakan bahwa para ilmuwan memercayai penyakit yang disebabkan oleh virus zika mengakibatkan ketidaknormalan mikrosefalus, atau otak kecil pada bayi.
Sempat muncul saran, agar perempuan di Brasil, Kolombia, dan El Salvador tidak hamil selama wabah itu masih berjangkit di wilayah tersebut.
Sebagian besar kasus virus zika menular melalui gigitan nyamuk. Sedangkan penyebaran melalui hubungan seksual atau penularan dari ibu ke janin melalui plasenta, sedikit ditemukan.
Wabah virus zika ini mulai ramai dibicarakan setelah tiga orang pelancong asal Inggris yang mengunjungi Amerika Tengah dan Selatan kembali ke negaranya membawa virus Zika pada pertengahan Januari lalu. (den/fik)