Din Syamsuddin Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (Wantim MUI) mengatakan anak muda yang masih labil menjadi sasaran empuk gerakan-gerakan menyimpang seperti Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).
“Di tengah perkembangan anak muda yang mencari jati diri ini yang kadang dimanfaatkan sejumlah gerakan menyimpang,” kata Din di Jakarta, Rabu (13/1/2016) seperti dilansir Antara.
Menurut Din, anak yang masih mencari jati diri itu cenderung digiring Gafatar untuk tidak perlu menghormati orang tua kandung mereka jika berbeda pandangan.
Menurut mantan Ketum Muhammadiyah ini, Gafatar juga cenderung merekrut anggota baru secara halus dengan program-programnya yang menawarkan tentang pemberdayaan masyakarakat sehingga menarik banyak lapisan masyarakat.
Gafatar sendiri mengklaim tidak bergerak di ranah keagamaan, melainkan kegiatan sosial dan ekonomi.
Lewat laman resmi gafatar.org yang diakses kemarin (12/1/2016), Mahful M. Tumanurung Ketua Umum Gafatar mengatakan Gafatar tidak akan berevolusi menjadi organisasi keagamaan.
“Masalah keagamaan bukanlah menjadi ranah kerja Gafatar. Urusan agama kita serahkan kepada ahlinya dan pribadi masing-masing,” kata dia.
Laman gafatar.org kini tidak dapat diakses setelah media massa ramai memberitakannya.
Gafatar tidak terdaftar pada Kementerian Agama, melainkan di Kementerian Dalam Negeri. (ant/dwi/rst)