Gunung Barujari atau anak Gunung Rinjani di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, kembali meletus pada Selasa (27/9/2016) pukul 14.45 WITA.
Mutaharlin, petugas vulkanologi di Pos Pengamat Gunung Api Rinjani di Sembalun Kabupaten Lombok Timur, menyebutkan tinggi letusan abu vulkanik mencapai 2.000 meter dengan amplitudo sebesar 55 milimeter.
“Letusan terjadi hanya satu kali, ini letusan pascaletusan besar pada tahun 2015. Sore ini sudah tidak ada lagi letusan, mudahan tidak berlanjut,” katanya, seperti dilansir Antara.
Meskipun terjadi letusan, kata dia, pihaknya belum menaikkan status dari normal ke waspada, sehingga aktivitas pendakian ke Gunung Rinjani, masih belum ditutup dengan jarak aman 1,5 kilometer dari pusat letusan.
Para pendaki hanya diminta untuk tidak mendekati Gunung Barujari yang berada di area Danau Segara Anak.
“Kami belum merekomendasikan penutupan jalur pendakian, tapi kondisi ini masih dipantau oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Jadi kami menunggu rekomendasi lebih lanjut,” ujarnya.
Sementara itu, H Muhammad Rum Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB meminta masyarakat di Pulau Lombok untuk waspada terhadap dampak letusan abu vulkanik yang condong ke arah barat daya Pulau Lombok.
“Masyarakat diminta waspada, terutama di sekitar Kabupaten Lombok Utara dan diperkirakan mencapai Mataram. Siapkan masker jika ada tanda tanda hujan abu,” ujarnya.
Gunung Barujari pernah meletus pada 20 Oktober 2015 sekitar pukul 10.45 WITA dan menyebabkan jalur pendakian ditutup dan aktivitas penerbangan dari dan menuju NTB dihentikan karena ketinggian letusan berbahaya bagi keselamatan penerbangan.
Gunung Barujari atau yang disebut Gunung Baru yang terbentuk pada tahun 1944 berada di sisi timur kaldera Gunung Rinjani dengan kawah berukuran lebar 170 meter dan panjang 200 meter, ketinggian 2.296-2376 meter dari permukaan laut (mdpl).(ant/iss/ipg)