Aku dan Kotaku menampilkan 7 photo story karya 7 fotografer muda kota Surabaya, pasca mengikuti workshop yang digelar Panna Foto Institute Jakarta bersama Wisma Jerman Surabaya, pada Juli 2016 lalu.
Bercerita tentang jembatan di Surabaya, aktivitas anak-anak pemain skateboard, pelaku urban gardening, kemacetan jalanan, dampak pertumbuhan kota, serta beberapa hal unik lainnya tentang Surabaya.
Di bawah arahan Ng Swan Ti dan Edy Purnomo, tujuh mahasiswa dari berbagai universitas di Surabaya mendapatkan berbagai pengetahuan seputar dunia fotografi.
Kehadiran Mamuk Ismuntoro pengelola Matanesia Surabaya yang juga menjadi mentor bagi peserta workshop, karya-karya para mahasiswa ini menjadi punya kekuatan pada konten.
Selama lima hari ketiga mentor memberikan bimbingan dalam mengenali dan memahami bagaimana seharusnya photo story dibuat dengan memanfaatkan situasi serta kondisi dan isu-isu yang terjadi di sekitar mereka.
Birgit Steffan Direktur Wisma Jerman Surabaya mengatakan bahwa workshop bersama Panna Foto dilakukan sebagai satu upaya meningkatkan sensitifitas para fotografer muda di Surabaya.
“Kami berharap dengan proyek ini, anak-anak muda terutama mereka yang suka dengan fotografi, memiliki sensitifitas terhadap berbagai hal tentang kota mereka sendiri, Surabaya. Peserta workshop belajar dengan serius dan inilah hasilnya,” kata Birgit Steffan.
Pameran Aku dan Kotaku sendiri digelar pada 9-24 September 2016 mendatang di Galeri Seni House of Sampoerna. Pada 19 September 2016, bakal hadir Pertigaan Mapakan memberikan workshop bertema Berjalan Kaki di Surabaya Utara di Wisma Jerman Surabaya.(tok)