Ade Komarudin (Akom) Ketua DPR RI disebut-sebut sebagai salah satu kandidat calon Ketua Umum (Ketum) Golkar di Munas untuk rekonsiliasi. Namun, mantan aktifis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) itu justru mengaku belum berpikir ke arah sana.
Dia mengatakan, sebagai Ketua DPR RI dia masih berkonsentrasi memperbaiki kinerja DPR RI, yang sampai hari ini, masih terpuruk.
“Kalau saya terus terang saja belum kepikir ke arah itu, karena masih memikirkan tugas di DPR RI dulu. Jadi, silakan teman-teman yang lain. Kalau ada kader-kader Golkar lain yang ingin mencalonkan diri di Munas itu fardhu kifayah, berkewajiban. Kalau saya belum kepikiran, mengurus DPR dulu,” ujar Ade Komarudin di Gedung DPR RI Jakarta, Kamis (28/1/2016).
Fardu Kifayah dalam Islam adalah status hukum dari sebuah aktivitas yang wajib dilakukan. Namun bila sudah dilakukan muslim lain, maka kewajiban ini gugur atau tidak berdosa. “Jadi, fardhu kifayah untuk kader Golkar yang lain,” kata Ade.
Sementara, berkaitan dengan mekanisme munas atau munaslub hasil Rapimnas, Ade menyebut hal itu bisa dibicarakan bersama-sama antar kedua kubu. Yang terpenting, kata Ade, adalah kesepakatan Munas untuk persatuan Golkar.
“Intinya cuma satu, pikirkan dulu bagaimana mempersatukan semua elemen partai yang sudah terbelah, tercerai-berai itu, menjadi satu kembali. Pikirannya bertahap ke arah sana kalau kita mau bicara Partai Golkar saat ini,” kata dia.
Bersatunya Golkar yang menjadi prioritas baru bicara yang lain-lain seperti Munas. “Kalau sudah bersatu, yang lain mudah. Tapi itu kalimat mempersatukan ngomongnya gampang, tapi menjalankannya susah. Itulah pekerjaan rumah Golkar yang harus segera selesai,” ujar Ade. (faz/den)