Jumat, 22 November 2024

12 Pesisir Jatim Diterjang Banjir Rob

Laporan oleh Fatkhurohman Taufik
Bagikan
Gelombang Tinggi Terjang Perairan Pacitan. Foto : BNPB

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 24 kabupaten di pesisir selatan Jawa diterjang bajir rob dan gelombang pasang sepanjang Rabu (8/6/2016).

Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB mengatakan, beberapa kabupaten yang diterjang rob diantaranya adalah Kabupaten Kulon Progo, Gunung Kidul, Bantul, Tasikmalaya, Pangandaran, Cilacap, Pekalongan, Purworejo, Wonogiri, Semarang, Pacitan, Banyuwangi, Jember, Trenggalek, Malang, Tulungagung, Lumajang, Gresik, Tuban, Surabaya, Pemekasan, Probolinggo, dan Jakarta.

“Daerah pesisir di selatan Jawa mengalami dampak yang lebih parah akibat gelombang pasang dan banjir rob. Ratusan bangunan meliputi rumah, gazebo, warung, talud pantai, dan bangunan di pantai mengalami kerusakan,” kata Sutopo dalam keterangan persnya, Kamis (9/6/2016).

Bahkan di Lumajang terdapat 300 jiwa anak-anak dan perempuan yang mengungsi. Begitu pula dengan di Kabupaten Pekalongan sebanyak 891 jiwa masyarakat mengungsi di 11 titik pengungsian. Sekitar 5.937 unit rumah terendam banjir rob di Kecamatan Tirto, Wiradesa, Wonokerto dan Siwalan.

Daerah yang parah mengelami kerusakan adalah daerah di pesisir selatan Yogyakarta. Sekitar 15 kawasan wisata pantai di daerah Yogyakarta mengalami kerusakan akibat terkena gelombang setinggi 5-7 meter yaitu Pantai Trisik, Bugel, Glagah, Congot, Drini, Sadranan, Ngandong, Sundak, Somendang, Pulang Sawah, Pok Tunggal, Gesing, Sepanjang, Watu Kodok dan Watu Baru di Kabupaten Gunung Kidul, Kulon Progo dan Bantul.

Di kawasan wisata pantai di Gunung Kidul terdapat 101 gazebo rusak, 21 warung rusak, 3 bangunan SAR rusak dan beberapa talud. Sedangkan di Kulon Progo kerusakan meliputi 54 warung, 7 perahu, 5 tambak udang dan beberapa bangunan wisata. Di Bantul kerusakan meliputi 30 warung, perahu dan posko.

Hal yang terjadi di Pantai Karangrejo dan Pantai Boom di Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur dimana 73 rumah rusak terkena gelombang. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Diperkirakan kerugian ekonomi mencapai miliaran rupiah.

Menurut Sutopo, penyebab fenomena gelombang tinggi adalah penguruh astronomi terjadinya bumi, bulan dan matahari berada dalam satu garis lurus mengakibatkan naiknya tinggi muka laut, hal ini bersamaan dengan terjadinya anomali positif tinggi muka air laut sebesar 15-20 cm.

Selain disebabkan dua hal tersebut juga diperkuat dengan adanya penjalaran alun yang dibangkitkan dari pusat tekanan tinggi subtropis di barat daya Australia.

Diperkirakan gelombang tinggi dan banjir rob masih berpotensi hingga beberapa hari ke depan. BMKG telah memprediksi hingga satu hari ke depan (10/6/2016) gelombang tingggi 2.50 – 4.0 meter berpotensi di Laut Andaman, Perairan utara dan barat Aceh, Perairan barat Kep. Simeulue hingga Kep. Mentawai, Perairan Bengkulu, Samudera Hindia barat Aceh hingga Bengkulu, Selat Bali bagian selatan, Perairan selatan Sumbawa hingga P. Sumba.

Sedangkan gelombang setinggi 4-6 meter berpotensi di Perairan Enggano, Perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan, Perairan selatan Jawa hingga Lombok, Samudera Hindia selatan Bengkulu hingga NTT.

Masyarakat diimbau selalu waspada. Nelayan diminta juga tidak melaut saat gelombang tinggi. Masyarakat yang melakukan aktivitas di pantai hendaknya selalu waspada dan hati-hati. Wisatawan di pantai juga harus hati-hati. Ikuti larangan dan semua aturan yang ada.

Sementara itu, Sudharmawan, Kepala BPBD Jawa Timur mengatakan, pihaknya juga telah mengeluarkan peringatan dini terhadap potensi terjadinya gelombang tinggi. “Sejak tanggal 7 hingga 12 Juni peringatan dini berlaku karena ancaman gelombang tinggi,” kata dia.

Menurut Sudharmawan, ancaman gelombang terbagi menjadi ancaman gelombang setinggi 2 meter berpotensi terjadi di perairan Tuban, Gresik, Surabaya, Sidoarjo, Probolinggo, Situbondo, Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep.

Sedangkan untuk ancaman setinggi 4 meter terjadi di perairan Pacitan, Trenggalek, Malang, Jember, Lumajang dan Banyuwangi. (fik/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs