Sebanyak 106 anggota Satuan Brigade Mobile (Brimob) Polda Jawa Timur berangkat ke Sulawesi Tengah untuk bergabung dengan tim gabungan Polri-TNI dalam Operasi Tinombala di Poso, Sulawesi Tengah, Jumat (5/8/2016).
Dalam prosesi pemberangkatan, Irjen Pol Anton Setiadji Kapolda Jawa Timur melepas mereka di area halaman Mapolda.
“Hari ini, kita diberi kepercayaan, menugaskan prajurit terbaik Brimob untuk pemulihan dan pemutusan jaringan terorisme di Poso,” kata Irjen Pol Anton Setiadji, Jumat (5/8/2016).
Menurut dia, sebelum di-BKO-kan ke Polda Sulawesi Tengah. Bahwa ratusan anggota Brimob Polda Jatim sudah dilatih secara khusus di pusat pelatihan Brimob di Jombang sejak 18 sampai 31 Juli 2016 lalu.
Anton panggilan akrabnya mengingatkan semua anggota yang ikut terlibat dalam operasi Tinombal di Poso, Sulawesi Tengah agar tetap waspada dan saling koordinasi dengan anggota lainnya.
Sebab, pemimpin kelompok radikal Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Santoso alias Abu Wardah, tewas dalam operasi. Tapi, sangat dimungkinkan jaringannya tetap ada bahkan memunculkan sel-sel kelompok teroris baru.
“Karena wilayah ini memiliki potensi bahaya laten seperti aksi balas dendam, sabotase, dan infiltrasi, baik dari aktor maupun simpatisan terorisme,”ujar dia.
Selain itu, anggota yang sudah berada di Poso agar semaksimal mungkin mengambil simpati masyarakat, terutama yang masih mengelu-elukan kepahlawanan Santoso.
“Kita tahu, bagaimana situasi di Poso ketika pemakaman Santoso. Kita harus bisa meraih simpati masyarakat, terutama warga di sekitar pemakaman Santoso. Ini tugas berat, tapi insya Allah rekan-rekan dari Polda Jatim bisa menarik simpati masyarakat sekitar,” ujarnya.
Perlu diketahui, Kepolisian RI melanjutkan Operasi Tinombala 2016, operasi gabungan Polri-TNI menumpas kelompok terorisme jaringan Santoso di Poso, Sulawesi Tengah. Santoso sendiri berhasil ditembak mati dalam penyergapan tim Operasi Tinombala beberapa waktu lalu. Sementara istrinya yang bernama Umi Delima, berhasil ditangkap hidup-hidup. (bry/iss)