Tidak hanya Indonesia, negara-negara lain di Asia Tenggara perlu persiapan hadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015. Tantangan ini tidak hanya untuk pemangku kebijakan, tapi juga bagi seluruh masyarakat Asean, tak terkecuali para pemudanya.
Para mahasiswa dari perguruan tinggi di Asean akan berdiskusi membicarakan berbagai permasalahan di Asean. Mereka akan bertukar ide solusi masalah tersebut dalam Young Engineering and Scientist (YES) Summit 2015 yang dibuka mulai hari ini Jumat (5/6/2015) dan akan berlangsung hingga Selasa (9/6/2015).
Masalah yang akan menjadi pokok bahasan para mahasiswa teknik dan sains pilihan di Asean dalam konferensi mahasiswa teknik dan sains ini adalah konektivitas antar Asean.
Andre Surya Ketua Pelaksana Yes Summit 2015 mengatakan, tema konektivitas Asean ini akan terbagi menjadi tiga aspek. Antara lain tentang transportasi, teknologi informasi dan komunikasi (TIK), serta energi.
Dalam hal transportasi, para peserta akan membicarakan masalah seperti kualitas buruk jalan raya, jaringan jalan lengkap, infrastruktur pelabuhan, fasilitas penerbangan dan lainnya.
“Masalah TIK juga akan dibahas oleh peserta, misalnya tentang bagaimana menghubungkan pelaku bisnis, dan fasilitas pertukaran informasi yang efisien,” ujarnya kepada suarasurabaya.net Jumat (5/6/2015).
Mereka juga akan membahas solusi tentang permasalahan-permasalahan energi untuk mendukung pertumbuhan pembangunan ekonomi nasional dan negara-negara ASEAN.
“Peserta nanti akan bertukar ide dalam FGD (Forum Group Discussion). Mereka juga akan mendapat mentoring inovasi ide, dan ide-ide itu akan dipresentasikan ke stakeholder terkait,” kata Andre.
Andre mengatakan, yang berbeda dari Yes Summit pada tahun-tahun sebelumnya, selain pesertanya tidak hanya mahasiswa dalam negeri, ide-ide hasil Yes Summit 2015 kali ini akan dibukukan.
“Kalau tahun sebelumnya setelah dipresentasikan ke stakeholder ya sudah begitu saja, sekarang ini ide-ide yang tertuang dalam forum akan dibukukan,” ujarnya.
Tujuannya agar peserta Yes Summit turut mengetahui apa saja ide yang muncul dari kegiatan ini. Sehingga tidak hanya menjadi pertimbangan pemangku kebijakan, tapi juga menjadi bahan pengetahuan bagi masyarakat secara luas.
Peserta Yes Summit kali ini tidak hanya berasal dari 12 perguruan tinggi di Indonesia, tapi juga berasal dari perguruan tinggi Filipina, Thailand, dan Malaysia, dengan total peserta sebanyak 47 orang.
“Apresiasi terhadap acara ini ternyata luar biasa. Ada sembilan peserta dari Thailand, dan dua dari Filipina dan Malaysia. Juga para peserta dari perguruan tinggi dalam negeri,” ujar Andre.
Tahun lalu, hasil konferensi Yes Summit 2014 telah dipresentasikan kepada beberapa stakeholder transportasi di Indonesia seperti PT KAI, PT PAL, dan Pelindo III. Kali ini, ide-ide tersebut akan dipresentasikan kepada Presiden dan Sekjen Asean untuk menjadi bahan pertimbangan dalam pembangunan. (den/fik)
Teks Foto:
– peserta Yes Summit 2015
Foto: Denza Perdana suarasurabaya.net