Workshop batik digelar di perguruan tinggi rancang busana nomor satu di Jepang yakni Bunka Gakuen University, Tokyo, untuk mempromosikan kebudayaan Indonesia di negeri sakura.
Dody Prianto Kepala Seksi Festival, Seni dan Budaya Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Pasifik Kementerian Pariwisata (Kemenpar) melalui siaran persnya di Jakarta, Jumat (27/11/2015) mengatakan pihaknya menginisiasi acara tersebut sebagai salah satu promosi Wonderful Indonesia di salah satu negara fokus pasar potensial yakni Jepang.
Dody sendiri saat ini berada di Tokyo untuk memimpin delegasi Indonesia dalam acara Promosi Wonderful Indonesia.
“Selain memperkenalkan batik, pada lokakarya ini juga ditunjukkan proses membatik dan peragaan busana batik,” katanya seperti dilansir Antara.
Dody mengatakan Bunka Gakuen University merupakan perguruan tinggi rancang busana nomor satu di Jepang dan nomor tujuh di dunia.
Dengan workshop bertema “Experience The Wonderful of Indonesia Through Batik Workshop” di universitas tersebut, Dody berharap batik bisa lebih dikenal dan diapresiasi oleh para perancang busana.
Tidak hanya itu, workshop tersebut juga bertujuan mempromosikan pariwisata Indonesia yang bertemakan “Wonderful Indonesia” atau “Pesona Indonesia”.
Puluhan mahasiswa terlihat antusias mengikuti workshop dan belajar membatik yang dipandu Aditya Yusma perancang batik asal Pekalongan yang juga pemilik sanggar Aditya.
Sementara itu, Endo Hajime pimpinan Bunka Gakuen University mengatakan batik sudah dikenal di Jepang dengan sebutan “Jawa Sarasah”. Bahkan proses pembuatan batik pun sudah dilakukan di Jepang.
“Namun, pembuatan batik di Jepang saat ini sudah mulai menurun. Melalui workshop ini akan bisa dibandingkan proses pembuatan batik yang dilakukan di Jepang dan di Indonesia,” tuturnya.
Endo mengatakan Bunka Gakuen University selama ini mengajarkan rancang busana mulai dari pembuatan tekstil hingga busana jadi, serta meneliti sejarah dan proses pembuatannya hingga pemasarannya.
“Mahasiswa kami tidak hanya dari Jepang, tetapi juga ada dari Taiwan, Tiongkok, dan negara lain-lain. Batik sudah digunakan dalam merancang busana di sini, tetapi belum banyak,” katanya.
Para mahasiswa peserta workshop mempelajari sejarah dan motif-motif batik serta melihat busana batik rancangan Sanggar Aditya yang dikenakan para model.
Para peserta juga belajar membatik mulai dari proses mencanting dan pewarnaan dengan proses mencolet.
“Batik sudah diakui sebagai warisan budaya UNESCO pada Oktober 2009. Untuk menbuat satu lembar batik tulis saja bisa diperlukan waktu hingga dua bulan,” jelasnya.
Aditya mengatakan batik juga sudah dikenakan beberapa tokoh dunia dan selebritas internasional seperti Nelson Mandela, Barrack Obama, Zinedine Zidane, Roger Moore, Bill Gates, Jessica Alba, Julia Roberts, Heidi Klum, Madonna, dan Kristen Steward. (ant/dwi/rst)