Turunnya nilai rupiah pada dolar Amerika, hingga angka Rp.14 ribuan, mengakibatkan sejumlah sektor bisnis lesu, diantaranya sektoor pariwisata.
Pada Radio Suara Surabaya Arifuddin Syah Ketua Asita Jatim mengatakan pariwisata Jatim ikut terdampak.
“Sekarang ini banyak orang mengeluh, rupiah naik. Mungkin acara jalan-jalan juga dibatalkan,” katanya.
Apalagi orang yang akan bepergian pasti direncanakan sehingga dengan melemahnya nilai rupiah, pasti pemesanan tiket juga akan berpengaruh karena harga akan naik, kata dia.
“Kegiatan bisnis ini sangat berhubungan dengan nilai tukar. Orang akan kembali ke hal-hal yang primer. kegiatan yang sifatnya jalan-jalan mungkin akan dikurangi,” tambah Arifuddin, Jumat (28/8/2015).
Kepastian nilai rupiah sangat dibutuhkan oleh pelaku usaha Industri, menurut Arifuddin dengan melonjaknya dolar mengakibatakan pelaku usaha mengalami kerugian, dengan selisih penurunan keuntungan yang tinggi.
“Ada harga yang sudah kami jual dengan harga rendah, waktu pemberangkatan ternyata dolar naik. Akhirnya kami memberangkatkan orang dengan keuntungan mepet, bahkan rugi,” terangnya.
Saat ini, para pelaku Industri wisata melakukan penghitungan ulang semua harga-harga, di tengah ketidakpastian ekonomi seperti saat ini.
“Yang bisa kita lakukan, lebih jeli pada pasar, dan perhitungan-perhitungan lagi pasar mana yang dibutuhkan dan mana yang tidak,” kata dia. (rst)