Saat bulan puasa pola makan teratur yaitu saat sahur dan buka. Namun setelah lebaran pola makan meningkat, berubah menjadi banyak makan dan banyak minum. Ini yang menyebabkan tubuh rentan terkena penyakit.
Prof. Dr. Bambang Wiryatmadji SKM, M.Kes Guru Besar Pusat Studi Pangan dan Gizi Unair mengatakan, penyakit yang timbul saat lebaran atau setelahnya pada umumnya penyakit yang sudah diderita sebelum lebaran. Selain itu penyakit timbul karena makanan dan pola makan sebagai pemicu.
Penyakit yang sering timbul yakni penyakit degeneratif atau penyakit yang mengiringi proses penuaan, misalnya kolesterol tinggi kelanjutannya dengan penyakit jantung, stroke, penyakit kencing manis, penyakit yang ada hubungannya dengan ginjal.
“Habis puasa semua dimakan, tidak menjaga makanan itu aman atau tidak, sehingga kita menjumpai ada yang keracunan. Seharusnya pola makan tetap dijaga,” kata Prof Bambang kepada Radio Suara Surabaya, Jumat (24/7/2015).
Dia menambahkan, penyakit akibat kelelahan ini juga dapat timbul, seperti stres fisik. Hal ini dapat menyebabkan rendahnya sistem imun sehingga kondisi yang panas ini akan menyebabkan infeksi perut dan pernafasan. “Stres itu juga dapat memicu timbulnya penyakit-penyakit kronis yang pernah diderita,” ujarnya.
Untuk mencegah terserang penyakit, kata dia, lebih baik segera memeriksakan diri ke dokter, atau melakukan general check up. “Jika merasa pusing, vertigo, atau yang lainnya segera diperiksakan untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada tubuh,” kata Prof Bambang.
Agar tidak mudah terserang penyakit usai lebaran, Guru Besar Pusat Studi Pangan dan Gizi Unair ini menyarankan untuk menjaga pola makan, dengan berhenti makan sebelum kenyang. Hindari makanan-makanan sumber lemak seperti daging-daging, jeroan, dan berminyak.
“Makanan itu boleh dikonsumsi tapi jangan banyak-banyak. Selain itu orang sekarang itu menyepelekan berhenti makan sebelum kenyang. Padahal itu sangat baik,” kata dia.
Prof. Bambang juga mengatakan, saat ini masuk musim kemarau. Suhu panas membuat tubuh kehilangan banyak cairan. Sehingga cukupi kebutuhan cairan, paling tidak 8-10 gelas sehari.
“Tolong perhatikan makan yang aman, jangan sembarangan dikonsumsi. Bebas bahan kimia, dan kuman,” ujarnya. (wak/fik)