Seorang mahasiswa Doktoral Indonesia bidang teknologi nono yang menempuh pendidikan di Beijing, China, menguatarakan pendapat ilmiahnya tentang beras sintetis atau beras plastik.
Rika Budi-Mahasiswa Doktoral Teknologi Nano di Beijing mengatakan, pada intinya ada tiga jenis beras yang harus diwaspadai. “Beras imitasi, beras oplosan dan beras beracun plastik,” ujarnya seperti dilansir Antara, Minggu (24/5/2015).
Budi menuturkan beras imitasi atau beras sintetis terdiri dari pelet plastik, yakni plastik yang di-ekstrusi, dibentuk dengan ukuran seperti beras. “Beras jenis ini mudah dikenali, karena memang plastik,” katanya.
Beras imitasi juga bisa terbuat dari bahan-bahan organik seperti ampas singkong, ampas kelapa, nasi akik, dan jagung, yang direkatkan dengan tepung tapioka atau tepung sagu.
“Campuran organik itu, kemudian dicetak seperti butiran beras, dan dipasarkan layaknya beras asli, dengan tingkatan warna bulir yang beragam, mulai dari putih pucat hingga kecoklatan, seperti tampilan beras merah,” ungkapnya.
Untuk membedakan beras imitasi jenis ini dengan beras asli, kata Budi, dapat dilihat saat beras direndam dan dimasak.
“Saat direndam beras imitasi akan larut dengan sendirinya terutama ketika diaduk buihnya akan banyak. Saat dimasak beras imitasi ini menggumpal dan berbau, selain itu bulir beras jenis ini sangat rapuh karena mudah pecah saat ditekan tangan,” ujarnya.
Beras lain yang harus diwaspadai adalah beras yang dibuat dari bahan serupa, tapi dilekatkan dengan bahan-bahan lem atau lelehan plastik.
“Beras jenis ini mudah sekali dikenali karena saat dimasak menggumpal dan berbau lem atau plastik. Ini jelas berbahaya,” tutur Budi.
Beras imitasi ini, meski dibuat dari bahan ampas organik, namun dilekatkan dengan lelehan plastik atau lem, dan dibuat sebagai alat kalibrasi dengan akurasi tinggi dan mahal, sehingga tidak untuk dikonsumsi.
Selain beragam jenis beras imitasi, terdapat pula beras oplosan yakni beras asli yang dioplos dengan beras dari bahan plastik. “Ini mudah dikenali, karena beras asli akan mengendap saat direndam, dan beras plastik akan mengambang,” ujar Budi.
Tak hanya itu ada pula beras beracun bahan plastik, yakni beras asli yang disiram atau dilapisi bahan pembuat plastik. Biasanya beras disiram dilapisi plastik agar awet, terutama untuk pengiriman dan penyimpanan yang lebih lama. “Jelas ini tidak layak dikonsumsi,” kata Budi. (ant/den/dwi)