AKBP Takdir Mattanete Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya mengimbau masyarakat Surabaya agar berhati-hati ketika mengakses situs dan sosial media terkait prostitusi online, karena saat ini marak perampasan dengan modus menawarkan perempuan untuk melayani pria hidung belang.
“Polisi sampai sekarang masih memburu pelakunya, karena modus perampasannya itu korban selalu diberi obat bius. Setelah itu, pelaku menguras semua barang yang dibawa oleh korban,” katanya, Senin (28/9/2015).
Takdir menjelaskan, saat ini pihak Polrestabes sudah menerima lima laporan masuk, dalam kasus 365 (istilah polisi pencurian dengan kekerasan, red). Dua orang yang menjadi korban masih belum bisa dimintai keterangan karena pengaruh obat bius.
Modus pelaku adalah mencari teman pria melalui media sosial. Setelah itu, pelaku menawarkan jasa dan tarif perempuan yang bisa di-booking kepada pria hidung belang. Jika sudah ada kesepakatan, kemudian dilakukan pertemuan. Namun, saat ditengah perjalanan pria hidung belang itu dibius, kemudian barangnya dikuras habis oleh pelaku. Korbannya ada yang ditinggal di dalam hotel dan ada juga di dalam mobil.
“Pelaku pembiusan dan perampasan itu rata-rata perempuan, jumlahnya lebih dari satu. Serta dibantu seorang lelaki, yang berperan untuk membekingi, apabila nanti pelaku perempuannya itu saat melakukan aksi kejahatan, ada korban yang melawan,” ujar dia.
Takdir mengungkapkan, untuk korban yang terakhir adalah Jufilter Arianto Simorangkir, warga Darmo Indah Barat Surabaya yang saat ini menjalani perawatan medis di salah satu rumah sakit.
“Dia sekarang masih belum sadar, dan belum bisa dimintai keterangan. Dari informasi awal, korban ini kerugiannya mencapai puluhan juta. Karena, banyak barang yang hilang,” kata Takdir.
Dia mengharapkan kepada masyarakat agar mau bekerjasama dengan pihak kepolisian. Apabila ada yang merasa menjadi korban, supaya segera membuat laporan polisi. “Jika semakin banyak laporan, akan semakin tahu bagaimana ciri-ciri pelakunya,” ujar dia. (bry/iss/ipg)