Pemerintah kota surabaya mendorong sertifikasi pelaku usaha kecil menengah atau UMKM, agar mampu bersaing menjelang MEA 2015. Hal itu disampaiakn Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya saat menggelar produk pertanian, perikanan dan peternakan di Taman Surya, Minggu (12/7/2015).
Menurut mantan Kepala BAPPEKO ini, pihaknya telah menginstruksikan dinas terkait untuk mempermudah pengurusan izin dan sertifikasi para pelaku umkm. Pengurusan ijin itu seperti izin produk industri rumah tangga, sertifikat merk atau brand hingga sertifikat halal.
“Saya sudah instruksikan dinas-dinas terkait. Paling lambat Agustus semua konsep sertifikasi itu harus sudah terlaksana,” kata Risma.
Tak hanya sektor UMKM Pemkot juga mendorong sektor pertanian, perikanan dan peternakan. Peningkatan kualitas ketiga produk tersebut, menurut risma perlu dilakukan dengan jalur promosi, salah satunya adalah dengan gelar produk-produknya. Harapannya adalah, agar masyarakat surabaya tahu hasil produksi pertanian, perikanan, dan peternakan Surabaya. Sehingga nilai tawar produk akan menjadi tinggi.
Menanggapi permintaan mutu hasil pertanian, Djoetamadji Kepala Dinas Pertanian Surabaya mengakui kondisi lahan yang ada saat ini memang terbatas. Karenanya salah satu opsi ideal adalah dengan menerapkan konsep urban farming. Konsep itu pada prinsipnya memaksimalkan lahan yang sempit sehingga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan bercocok tanam, budidaya ikan, dan peternakan.
Djoestamadji menjelaskan, saat ini lahan yang difungsikan untuk pertanian di surabaya seluas 1.400 hektare. Adapun komoditi andalan kota pahlawan antara lain jamur, blewah, melon, semangka, sawi, tomat, cabe dan beberapa sayuran lainnya.
“komoditi pangan utama seperti padi dan jagung juga tetap kita pertahankan,” kata pejabat kelahiran banjarnegara ini. (den/wak)