Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Timur galang petisi guna menolak penambangan pasir yang dilakukan di sekitar perairan Muncar Banyuwangi. Penambangan pasir di Banyuwangi mereka tolak karena akan digunakan untuk reklamasi Teluk Benoa, Bali.
“Ada dua hal yang harus kita tolak, pertama penambangan pasir di tiga wilayah yaitu Srono, Rogojampi dan Kabat yang memang berada di kawasan Muncar Banyuwangi,” kata Rere Christanto, Bagian Advokasi dan Kampanye Walhi Jawa Timur, Selasa (7/4/2015).
Menurut Rere, penambangan pasir di kawasan itu jelas akan menggangu ekosistem laut. Padahal, Muncar selama ini dikenal sebagai penghasil perikanan terbasar di Indonesia.
Dengan adanya penambangan pasir ini, Walhi khawatir ekosistem di kawasan itu akan rusak yang ujungnya juga mengancam para nelayan. Apalagi di kawasan itu kini ditumbuhi hutan mangrove, padang lamun serta dipenuhi terumbu karang.
Dari data yang ada, di tiga kawasan itu setidaknya terdapat 1.488 nelayan. Selain itu juga ada ribuan lagi masyarakat pesisir yang saat ini menggantungkan hidup di 309 unit pengolahan ikan yang ada di Muncar.
“Ini masih di tiga wilayah, belum lagi di wilayah lainnya. Jika ini dibiarkan maka penambangan pasir ini tentu akan merugikan tidak hanya ekosistem tapi juga bagi masyarakat Banyuwangi,” kata dia.
Karenanya, Walhi juga menyayangkan Bupati Banyuwangi Abdullah Aswar Anas yang diam dan tidak segera menolak rencana penambangan pasir di kawasan itu.
Selain itu, penolakan penambangan ini dilakukan karena pasir hasil tambang akan dibawa untuk proses reklamasi Teluk Benoa, Bali.
Padahal, reklamasi Teluk Benoa saat ini juga ditentang oleh masyarakat Bali karena hanya akan merusak ekosistem yang ada di kawasan itu.
Sementara itu, petisi ini rencananya akan segera diserahkan ke Gubernur Jawa Timur sehingga pemerintah provinsi bisa menolak proses perizinan tambang pasir di Banyuwangi ini.
“Jika Soekarwo tetap memberikan izin penambangan, tentu kami akan layangkan gugatan,” ujarnya.
Sebelum memutuskan untuk menambang pasir di Banyuwangi, pengurukan Teluk Benoa sebenarnya akan mengambil pasir dari Nusa Tenggara Barat. Namun Gubernur Nusa Tenggara Barat telah tegas menolak rencana penambangan ini. (fik/rst)