Kompol Tommy Ferdian Kapolsek Dukuh Pakis mengaku, saat penyidik memintai keterangan dari Narti pembantu William Raymand Yelland, terkuak bahwa William nekat melakukan bunuh diri itu karena sudah ada niatan dan direncanakan.
“Pagi itu dia (William Raymand Yelland–red) sudah bilang pada pembantunya (Narti–red) kalau akan bunuh diri,” kata Kompol Tommy Ferdian Kapolsek Dukuh Pakis, saat dihubungi suarasurabaya.net, Selasa (24/3/2015).
Narti sendiri, saat dimintai keterangan penyidik, juga tidak mengetahui mengapa William Raymand Yelland majikannya itu melakukan bunuh diri.
Tapi, dari keterangan Narti, bahwa William Rayman Yelland itu mempunyai penyakit. “Korban itu pernah melakukan operasi penyakit di perut pada tahun 2007. Itu yang selalu dikeluhkan pada Narti pembantunya,” ujar dia.
Tommy mengatakan, saat diinterogasi penyidik, Narti mengaku kalau selama tinggal di Darmo Permai Selatan 24 – 1C, Surabaya itu hanya ada William Raymand Yelland dan istrinya Netty Yelland. Sedangkan anaknya jarang ada di rumah, karena berada di Amerika Serikat.
“Saksi (Narti–red) itu jadi pembantu William sudah 12 tahun, dan selama itu anaknya yang ada di Amerika Serikat jarang pulang. Hanya saja sering kirim uang,” ujar mantan Kasat Lantas Polres Sidoarjo tersebut.
Sekadar diketahui, William Raymand Yelland (67) WNA asal Amerika itu ditemukan tewas dengan cara gantung diri di rumahnya, Jalan Darmo Permai Selatan 24 – 1C, Surabaya, Senin (23/3/2015). William ditemukan dalam kondisi tergantung dengan kawat sling di bagian lehernya, dan telanjang dada di lantai dua rumahnya. Jenazah William pertama kali ditemukan Netty Yellen (70), istri korban sekitar pukul 16.00 WIB.(bry/ipg)