Tumpukan sampah di sekitar Tempat Penampungan Sementara (TPS) Desa Sidokerto, Kecamatan Buduran, Sidoarjo, diambil dua hari sekali oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Sidoarjo.
Mardji, salah seorang tukang sampah mengatakan, sampah yang ada di Sidokerto itu berasal dari sampah warga sekitar dan dari pedagang Pasar Tradisional Sono, Sidokerto, Kecamatan Buduran.
“Dua hari sekali tumpukan sampah di tempat penampungan sementara itu baru diambil DKP,” kata Mardji, kepada suarasurabaya.net, Kamis (26/2/2015).
Sementara itu Mardji mengaku, untuk mengambil sampah di pasar tradisional tersebut, dia harus melakukan empat kali dengan menggunakan gerobak berukuran panjang 350 centimeter, tinggi 50 centimeter lebar 50 centimeter. Sedangkan untuk sampah dari warga, dilakukan empat hingga enam kali.
“Kalau sampah di pasar, saya ambil setelah bubaran pasar. Kalau sampah di warga kadang saya ambil pagi, kadang siang atau sore,” ujar pria berusia 60 tahun itu.
Bapak lima anak ini juga mengungkapkan, kalau dirinya bekerja sebagai tukang sampah sudah lima tahun, setelah dipecat dari perusahan rotan di kawasan Buduran.
“Ambil sampah di pasar dapat gaji Rp 500 ribu per bulan. Sedangkan untuk ambil sampah di lima RT wilayah Desa Sidokerto dapat Rp 700 ribu per bulan,” terang dia. (bry/ipg)