Sebanyak tujuh dari 10 Start up yang ada di dunia tidak bisa bertahan lama atau berumur pendek. Demikian disampaikan oleh Andreas Sanjaya CEO BADR Interactive kepada peserta Start Surabaya, Jumat (22/5/2015).
“Tujuh dari 10 Start up yang ada di seluruh dunia itu rata-rata tidak pernah berulang tahun di umur 5, atau mereka sudah bubar sebelum memasuki tahun kelima,” katanya di Gedung Spazio Surabaya.
Menurutnya, tumbangnya sebagian besar Start up tersebut diakibatkan oleh kurangnya Market Validation yang ada di dalam tim. Kata Andreas, Market Validation merupakan sebuah asumsi-asumsi yang dibuat oleh sebuah tim Start up yang harus divalidasi.
“Tim Start up saya juga pernah mengalami kegagalan karena tidak adanya Market Validation kala itu. Total pengeluaran yang kita habiskan ketika itu sampai Rp250 juta. 1 bulan pertama masih bagus, namun memasuki bulan kedua dan ketiga lalu seterusnya ternyata memang tidak bisa dilanjutkan,” ujarnya.
Baginya jika sebuah Start up tidak melakukan Market Validation maka itu termasuk hal yang berbahaya.
“Melalui contoh yang saya sebutkan tadi, itu kan merupakan gambaran jika tidak ada Market Validation maka investasi kita bisa terbuang sia-sia. Karena asumsi asumsi itu kadang kadang terlalu mudah untuk dibayangkan, namun terlalu sulit untuk diwujudkan,” ujarnya.
Selain Market Validation, sebuah tim Start up harus benar-benar mempunyai satu keahlian khusus atau utama yang bisa menjadi batu loncatan untuk berkembang lebih besar lagi.
“Bukalapak itu merupakan situs onderdil sepeda pada awalnya. Amazon hanya jual buku, dan ebay tempat jual beli boneka. Tapi mereka akhirnya bisa jadi besar. Jadi memang harus ada spesifikasi utama yang harus kita pegang pada awalnya,” pungkasnya.(dop/dwi)
Teks Foto :
– Andreas Sanjaya CEO BADR Interactive saat memberikan materi kepada peserta Start Surabaya, Jumat (22/5/2015).
Foto : Dodi Pradipta suarasurabaya.net