Ryamizard Riacudu Menteri Pertahanan mengatakan, ada pihak tertentu yang sengaja memelintir tujuan bela negara.
Bela negara dimaknai seperti wajib militer di AS dan Korea agar menimbulkan rasa takut.
“Kalau belum paham, sebaiknya simak dulu program dan kurikulumnya. Jangan langsung berkomentar dan membuat tafsir sendiri supaya masyarakat tidak bingung,” kata Menhan di Jakarta, Selasa (20/10/2015) tadi.
Bela negara yang akan dikembangkan di tanah air bertujuan untuk mengubah perilaku supaya bangga kepada bangsanya.
Cinta kepada bangsa dan negara, akhirnya siap bekerja untuk bangsa dan negaranya, bila perlu mati dan berkorban untuk negaranya.
Kata Menhan, berkorban itu muaranya tujuannya, prosesnya ada. Bagaimana dia tahu hukum, bagaimana dan apa yang harus dilakukan kalau ada bencana alam, seperti kebakaran hutan dan tanah longsor.
“Tidak ada itu wajib militer suka nambah-nambahi. Yang diperbaiki pola pikirnya supaya bangga kepada negara ini, apanya yang salah,” tanya Menhan.
Slamet Efendi Yusuf wakil Ketum PBNU mengatakan, NU mendukung program bela negara setelah mempelajari tujuan dan kurikulumnya.
Soal pro dan kontra bela negara, mantan politisi Golkar itu menganggap wajar karena ini bagian dari ikhtiar untuk membangun rasa kebangsaan.
November mendatang sekitar 500 kader muda NU akan mengikuti pendidikan bela negara di atas kapal RI dalam pelayaran dari Jakarta ke Surabaya. (jos/dwi/rst)