Pemerintah Indonesia harus tegas menghadapi PT Freeport dan jangan mau didikte seenaknya oleh perusahaan tambang Amerika Serikat itu.
Baik itu soal perpanjangan kontrak maupun pembangunan smelter pengolah hasil tambang emas yang rencananya akan dibangun di luar Papua.
Pembangunan smelter harus tetap dibangun di Papua agar bisa memberi nilai tambah bagi masyarakat Papua dari segi ekonomi maupun alih teknologi.
Setya Novanto Ketua DPR RI mengatakan, keinginan masyarakat Papua itu sudah disampaikan secara langsung kepada Jokowi Presiden.
Tuntutan masyarakat Papua itu dinilai wajar dan tidak berlebihan. Karena Freeport sudah puluhan tahun menikmati tambang emas di Papua.
Kata Ketua DPR, semula Freeport Indonesia berencana membangun smelter di Gresik Jatim.
Freeport beralasan secara ekonomi biayanya lebih murah karena infrastruktur seperti jalan dan pembangkit tenaga listrik sudah tersedia berbeda dengan di Papua.
“Namun alasan Freeport itu ditolak oleh masyarakat Papua karena keuntungan yang dinikmati Freeport jauh lebih besar daripada imbalan yang diberikan kepada masyarakat Papua,” kata Setya Novanto.
Lucas Elembe Gubernur Papua mengeluarkan ancaman akan mengusir Freeport dari Papua kalau tetap membangun smelter di luar Papua.
Presiden dan wakil Presiden sebelumnya juga menyerukan agar smelter tetap dibangun di Papua namun Freeport keberatan. (jos/dwi)