Suami Zoe Saldana aktris Amerika Serikat, memutuskan untuk mengambil nama belakang istrinya saat menikah. Hal itu dianggap sejumlah kalangan menabrak tradisi mengingat perempuan yang biasanya mengambil nama belakang suami. Namun apakah kebiasaan itu akan berubah?
Beragam pertanyaan bernada keheranan dari publik mengarah ke aktris Zoe Saldana tatkala suaminya, Marco Perego, memutuskan untuk mengubah namanya menjadi Marco Perego-Saldana.
Pertanyaan-pertanyaan itu kemudian dijawab Zoe Saldana melalui akun jejaring sosial Facebook.
“Kenapa hal ini sangat mengherankan dan mengejutkan – bahwa seorang pria akan mengambil nama belakang istrinya?” tanya Zoe Saldana.
Soal tradisi nama belakang ini, Zoe Saldana berkomentar, “Lelaki, kalian tidak akan lenyap ketika mengambil nama pasangan keluarga Anda. Sebaliknya, Anda akan diingat sebagai orang yang membuat perubahan. Saya tahu anak-anak kami akan menghormati dan mengagumi ayah mereka, lebih karena ayah mereka telah menjadi pemimpin dan memberikan mereka contoh.”
Berdasarkan berbagai tradisi di dunia, perempuan wajib menanggalkan nama keluarga mereka dan memakai nama keluarga suami begitu mereka menikah. Sebaliknya, suami yang menanggalkan nama keluarga mereka dan memakai nama keluarga istri sangat jarang.
Namun zaman, dan nama, mulai berubah sedikit demi sedikit.
Ben Martin (sebelumnya Ben Coghill) adalah lelaki yang mengambil nama belakang istrinya. Pria berusia 32 tahun dari Glasgow, Skotlandia, itu mengatakan dia tidak terlalu memusingkannya.
“Saya sangat menyukai bunyi nama istri saya – Rowan Martin – dan tidak ingin merusak itu dengan mengubahnya.”
Pada awalnya, adik Ben khawatir keputusan abangnya akan menghilangkan nama keluarga Coghill, namun dia juga akhirnya berubah pikiran. “Saya jelaskan padanya, ‘apalah arti sebuah nama’. Itu tidak ada artinya,” kata Ben.
“Ini hanya menunjukkan saya tidak mengikuti sistem patriarki, dan saya nyaman dengan diri sendiri jadi menganggapnya tidak terlalu penting.”
Nama pascamenikah
Sulit mencari tahu berapa jumlah lelaki yang mengikuti tindakan Ben Martin atau Marco Perego-Saldano karena semua riset mengenai nama pasca-pernikahan lebih berfokus kepada keputusan perempuan.
Sebuah survei pada 2013 yang dilakukan situs pernikahantopknot.commenunjukkan 80% dari 13.000 mempelai perempuan masih ingin mengambil nama belakang pasangan mereka, walaupun jumlah itu makin menurun dengan meningkatnya jumlah perempuan yang ingin tetap memakai nama belakangnya.
Claudia Goldin, seorang ekonom dari Universitas Harvard yang melakukan riset dalam bidang ini pada 2004, mengatakan hasil yang diperolehnya menunjukkan peningkatan dalam jumlah perempuan berpendidikan universitas yang menyimpan nama keluarga mereka sejak pertengahan 1970-an, bersamaan dengan naiknya gerakan feminisme dan semakin banyaknya wanita yang mulai menempuh karier professional.
Pada era 1990an perubahan itu mulai melambat, dengan banyak perempuan yang memilih mengikuti tradisi.
“Alasan turunnya penggunaan nama gadis di sekitar tahun 1990an tidak jelas,” bunyi laporannya.
“Kita hanya bisa berasumsi mengenai faktor-faktor sosial yang menyebabkan turunnya popularitas penggunaan nama belakang… Mungkin penggunaan nama gadis tampak seperti cara yang kurang menonjol untuk mendukung kesetaraan bagi perempuan dibandingkan pada akhir 1970-an dan 1980-an.”
Nama keluarga baru
Bagi para perempuan yang menggunakan nama gadis mereka, keputusan itu dianggap praktis.
Kathryn Welds, psikolog yang berbasis di Silicon Valley, mengatakan bahwa peningkatan jumlah perempuan karier, berbanding lurus dengan keinginan mereka untuk mempertahankan “citra pribadi”.
Namun apakah arti itu bagi para lelaki yang juga mulai berubah?
Welds mengatakan dia hanya mengetahui dua lelaki yang mengambil nama belakang istri mereka. “Dalam dua kasus itu, kedua lelaki memiliki hubungan renggang dengan ayah mereka,” katanya.
Dan seperti pernikahan pada umumnya, terdapat juga jalan kompromi. Welds makin sering melihat pasangan-pasangan yang menggabungkan nama belakang mereka untuk membuat nama keluarga baru.
Ketika Andy Brown produser BBC menikahi Helen Stone, mereka menjadi keluarga Brownstone.
“Helen adalah satu dari dua anak perempuan. Kakaknya sudah menikah dan mengambil nama keluarga suaminya,” katanya. “Dia tidak ingin menghilangkan nama Stone dan nama Brownstone tampak pas.
“Helen dan saya juga menyukai ide menciptakan nama keluarga baru.”(bbc/iss/rst)