Kondisi jenazah yang mulai rusak menjadikan tim DVI gabungan, Kamis (8/1/2015) hanya bisa mengidentifikasi satu jenazah korban jatuhnya AirAsia QZ 8501. Satu jenazah yang kali ini berhasil diidentifikasi adalah seorang lelaki yang diketahui merupakan warga Sidoarjo.
“Setelah dari pagi hingga siang melakukan pleno rekonsiliasi hasilnya tim pakar hanya bisa mengidentifikasi satu jenazah,” kata Komisaris besar polisi Budiyono, Kabidokes Polda Jawa Timur.
Menurut dia, jenazah yang berhasil diidentifikasi adalah jenazah berlabel B 025. Berdasarkan metode primer sidik jari yang dicocokkan antara data ante mortem dan post mortem, serta didukung data antropologi maka jenazah berlabel B 025 tidak terbantahkan adalah Djoko Suseno, 43 tahun, laki-laki warga Sawotratap, Sidoarjo.
Dengan identifikasi tersebut, hingga saat ini total jenazah yang sudah teridentifikasi berjumlah 25 jenazah. Sementara jenazah yang masih dalam tahap identifikasi di posko DVI Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jawa Timur berjumlah 14 jenazah.
Djoko Susesno semasa hidupnya adalah seorang guru olahraga di sebuah SMK di Surabaya. Djoko adalah suami dari Hayati Lutfiyah Hamid, jenazah yang juga telah teridentifikasi pada hari Kamis (1/1/2015) silam.
Djoko dan Hayati pergi ke Singapura untuk berlibur bersama Naura Kanita Rosada Suseno, 11 tahun yang merupakan anak dan menjadi salah satu murid di SD Khadijah Surabaya.
Selain itu, Djoko dan Hayati juga mengajak Soemamik Saeran, Ibunda dari Djoko; serta seorang baby sister bernama Susaya. Baik Naura, Soemamik dan Susaya hingga saat ini belum bisa ditemukan.
Keluarga Djoko sendiri dalam manifes pesawat tercantum berlamatkan di Sidoarjo, namun mereka biasa tinggal di Jl. Ketintang Baru Selatan, Surabaya. (fik/rst)