Penurunan solar sebesar Rp200 dinilai sebagi sebuah kebijakan yang tidak menyelesaikan masalah. Justru kebijakan pemerintah ini malah membuat masalah. Demikian penilaian Darmaningtyas Pengamat Pendidikan pada Radio Suara Surabaya
Dia juga mengatakan, meengacu pada studi-studi yang ada, biaya transportasi kita sangat mahal sebesar 30-40 persen padahal idealnya sebesar 15 persen.
“Turunnya harga solar Rp200 tidak ada pengaruhnya. Menurut saya harga solar dan premium tidak perlu dinaikkan. Tapi yang membuat ongkos angkut mahal itu yang perlu diberantas misalnya dwelling time, pungli di jalan dan beban tarif tidak resmi,” kata dia.
Kata Darma, contohnya pada akhir 2008 lalu Susilo Bambang Yudhoyono saat menjabat Presiden pernah menurunkan harga BB,M tapi ternyata tidak membuat harga barang turun.
Jokowi pada 2015 ini juga pernah menurunkan harga BBM juga sama tidak menurunkan harga barang. “Kalau harga BBM naik, upah ikut naik. Sekarang BBM diturunkan tidak mungkin upah diturunkan. Padahal upah adalah faktor paling rentang terhadap naik turunnya harga barang,” tambah dia. (dwi/rst)