Sejumlah faktor yang menyebabkan seseorang gagal dan kehilangan pekerjaannya, satu di antarannya adalah kurangnya pemahaman terhadap pentingnya prosedur keselamatan kerja.
Prosedur keselamatan kerja tidak hanya berpengaruh terhadap kelangsungan operasional perusahaan tapi juga kepada pekerja itu sendiri. Pada titik inilah, sertifikasi sangatlah dibutuhkan.
Dicontohkan, pada sebuah aktivitas pengeboran lepas pantai harus berhenti total akibat meledaknya lokasi pengeboran. Seluruh pekerja hampir saja tewas akibat ledakan itu, yang ternyata adalah akibat kelalaian seorang pekerjanya yang mengabaikan standar keselamatan kerja.
“Yang mengejutkan dari peristiwa ledakan itu, berdasarkan hasil survey pemerintah di Amerika Serikat, menyebutkan bahwa kecelakaan kerja justru lebih sering dialami oleh pekerja yang telah memiliki pengalaman ketimbang pekerja baru,” tutur Carl Kolmetz CPE, Presiden International Association of Certified Practicing Engineers (IACPE).
Dalam seminar yang dihadiri oleh mahasiswa dari Fakultas Teknik Untag Surabaya tersebut Kolmetz menambahkan bahwa IACPE memiliki 3 pilar utama, yakni education, certification, dan networking.
IACPE juga memberikan pengetahuan mengenai standarisasi bagi sarjana teknik sehingga seorang sarjana teknik tidak hanya menguasai bidangnya saja tapi juga di luar bidangnya. Selain itu, IACPE juga memberikan sertifikasi kepada sarjana teknik sesuai bidangnya.
“Setiap sarjana teknik diharapkan memiliki sertifikasi baik lokal maupun internasional sehingga setiap lulusan sarjana teknik nantinya bisa lebih muda dan memiliki peluang dapat bergabung dengan perusahaan-perusahaan besar berskala internasional,” tambah Kolmetz.
Senada dengan itu William B. Lotz teknisi pengawas laboratorium asal Houston University, Amerika Serikat, mengatakan bahwa hampir setiap pertemuan perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat selalu membahas tentang keselamatan kerja.
“Dengan pertemuan-pertemuan itu akhirnya menuntut kita semua untuk belajar diluar bidang masing-masing. Sehingga terjadi saling tukar pengalaman dan pengetahuan baru. Ini penting dilakukan agar kita lebih punya banyak keterampilan,” tukas William B. Lotz, yang juga jadi nara sumber dalam seminar di kampus Untag Surabaya.
Sementara itu, menurut Dr. Andik Matulessy, M.Si., Wakil Rektor 1 Untag Surabaya, menyoal seminar sertifikasi bagi sarjana teknik tersebut bahwa seorang sarjana teknik harus memiliki sertifikasi untuk dapat bersaing dan sukses di era MEA.
“Jadi bukan hanya ijazah dan Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI) saja, tapi juga harus dilengkapi dengan sertifikasi yang menyatakan bahwa seorang lulusan dari fakultas teknik benar-benar berkompeten di bidangnya. Ini sangatlah penting agar memenangkan persaingan di MEA,” tegas Andik pada suarasurabaya.net, Selasa (24/11/2015).(tok/ipg)