Sertifikasi bahasa Inggris di perhotelan sebaiknya tidak hanya ditujukan untuk tingkat karyawan melainkan juga tingkat menager hingga pimpinan.
“Mestinya yang disertifikasi kompetensinya adalah leadernya seperti tingkat manager ke atas. Karena saat ini kan pelaksana di lapangan rata-rata mereka,” kata Bagus Supomo Direktur Surabaya Hotel School (SHS).
Bagus sendiri mengakui, kendala yang dihadapi perhotelan di Indonesia rata-rata kemampuan bahasa Inggrisnya yang masih rendah. Namun dari sisi skill tidak kalah dengan negara lain.
“Tapi ini memang jadi PR kita untuk membenahi kemampuan bahasa asing ini. Karena bahasa asing tidak bisa diajarkan teori saja tapi harus banyak latihan dan dibiasakan,” ujar dia.
Bagus menjelaskan, misalnya di SHS ini nantinya sebagian besar akan bekerja di luar negeri. Dengan begitu mereka mau tidak mau akan belajar bahasa asing. Pelajaran bahasa kerja tidak lagi grammar tapi conversation agar mudah berkomunikasi dengan tamu asing.
“Kita mengerti apa yang diucapkan tamu dan menjawab pertanyaan mereka serta menjelaskan sesuatu pada tamu,” katanya.
Saat ini, lanjut dia, sudah banyak sekolah-sekolah SMK dan pariwisata. Jika hotel dan restoran merekrut lulusan SMK jumlahnya cukup. Tapi kendalanya hotel dan restoran itu suka mencari tenaga kerja dengan gaji murah sehingga tidak mengambil lulusan SMK yang terlatih. (dwi/ipg)