Jika dilihat dari perspektif lalu lintas, separator di simpang tiga Kejapanan terbukti memperlancar arus lalu lintas. Machsus Fauzi Dosen Transportasi Teknik Sipil FTPS ITS mengatakan, kondisi berbeda terjadi seperti sebelum dipasang separator. Dimana sering terjadi kemacetan panjang di lokasi.
“Dari kajian lalu lintas, median memang membuat lalu lintas lancar, tapi jika kemudian menimbulkan efek sosial dan ekonomi, itu soal lain,” kata Machsus pada Radio Suara Surabaya, Selasa (18/8/2015).
Jika memang warga merasa median jalan menimbulkan masalah, tidak seharusnya itu langsung dibongkar, karena akan memunculkan persoalan baru.
“Ini menjadi satu bukti nyata problem kemacetan di simpang tiga Kejapanan muncul lagi, seperti dulu,” ujar dia.
Sementara itu dengan adanya arteri baru Porong, dan tol Japanan Pandaan, pengendara bisa menghindari kemacetan di Japanan, namun kata Machsus tidak semua pengendari memilih lewat tol.
Pengamat transportasi ini mengingatkan, semua pihak terutama Dinas Perhubungan untuk kembali menghitung proporsi kendaraan yang berpindah jalur di kawasan tersebut. Kemudian survey kondisi volume kendaraan jika simpang tiga ditutup atau dibuka seperti apa. Masyarakat juga perlu mengetahui antrean kendaraan sepanjang apa, jika median dibongkar.
“Walaupun sesungguhnya tidak menghendaki kemacetan di kawasan tersebut. tapi semua kemungkinan harus diperhitungkan terlebih dahulu , terutama jika akan melakukan pembongkaran median,” katanya.