Latif (24) seorang petani warga Desa Jeruk, Kecamatan Kedungjajang, Lumajang, Senin (30/3/2015), ditemukan tewas setelah terseret air bah. Petani tersebut sempat terseret banjir berkilo-kilometer jaraknya sampai aliran sungai yang membelah Dusun Kuwung, Desa Boreng, Kecamatan Sukodono.
Padahal dia dilaporkan hilang sehari sebelumnya akibat terseret banjir bandang di Sungai Sentono di Desa Sawaran Kulon, Kecamatan Kedungjajang. Penemuan jenasah ini berkat penyisiran yang dilakukan personel gabungan Tim REaksi Cepat (TRC) Bencana BPBD Kabupaten Lumajang, Tim SAR kabupaten, unsure kepolisian dan TNI.
Purwanto, SH Sekretaris BPBD Kabupaten Lumajang kepada Sentral FM mengatakan, jenazah Latif baru ditemukan pukul 08.30, setelah melalui upaya pencarian dua hari penuh. Pencarian dilakukan setelah BPBD Kabupaten Lumajang mendapatkan laporan orang hilang diterjang air bah di Sungai Sentono, sehari sebelumnya.
“Peristiwa itu terjadi ketika Latif yang saat kejadian berboncengan motor Honda GL dengan Mulyadi (50), dan Ny. Sripah (42), saat pulang setelah kondangan ke rumah seorang kerabatnya. Mereka melintas di median penghubung di Sungai Sentono. Tapi, tanpa disangka-sangka tiba-tiba air bah menerjang mereka hingga Latif pun hanyut dan menghilang. Sedangkan, Mulyadi dan Ny. Sripah ditemukan selamat,” katanya.
Hilangnya Latif pun dilaporkan dan upaya pencarian dengan melakukan penyisiran sungai dimulai. Hanya saja, sampai berjam-jam penyisiran dihari pertama itu dilakukan, tim gabungan tidak membuahkan hasil. “Sehingga, tepat pukul 17.00, upaya pencarian kita akhiri untuk dilanjutkan hari ini,” jelasnya.
Lanjut Purwanto, Senin pagi penyisiran dilakukan kembali dengan menyusuri aliran sungai tersebut hingga memasuki kawasan Dusun Kuwung, Desa Boreng, Kecamatan Kota Lumajang. Korban Latif akhirnya ditemukan dalam kondisi tewas.
“Selanjutnya, jenazah korban Latif kami evakuasi ke ruang RSD dr Haryoto Lumajang untuk proses visum. Korban banyak mengalami luka lebam di bagian tubuhnya karena terbentur benda keras selama hanyur terseret air bah. Kondisi korban yang seperti ini, sempat tidak dikenali keluarganya yang didatangkan ke RSD dr Haryoto,” jelasnya.
Hal itulah yang sempat membuat petugas kesulitan melakukan identifikasi, sehingga harus mendatangkan kerabat korban lainnya dari Probolinggo. “Setelah kerabatnya dari Probolinggo datang untuk mengenali ciri-ciri korban, akhirnya semuanya clear dan jenazah korban pun langsung dirawat untuk persiapan dikebumkan oleh keluarganya,” pungkas Purwanto. (her/dop/ipg)