Selebritis Indonesia merasa prihatin dengan makin maraknya penyebaran paham radikalisme yang mengincar generasi muda, terutama melalui dunia maya yang bisa mengganggu perdamaian dan persatuan Indonesia
“Sebagai Warga Negara Indonesia yang cinta damai, saya sedih dan prihatin bila ada generasi muda kita termakan bujuk rayu paham radikalisme dan malah direkrut masuk kelompok terorisme. Kalau generasi penerus bangsa ini sudah didoktrin sedemikian rupa, mau jadi apa negara kita nanti,” ujar Ida Ayu Kadek Devie artis sinetron saat ditemui di sela-sela Kejurnas Speed Offroad di BSD City.
Wanita berdarah Bali, kelahiran Bandung, 7 November 1985 ini merasa, kalau sekarang ini pengetahuan akan bahaya terorisme kepada generasi muda masih sangat kurang dan belum merata. Untuk itu, ia mendukung upaya pemerintah, melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang secara terus menerus menggaungkan perdamaian di dunia maya.
Wanita cantik yang sejak tahun 2004 lalu menjadi host di Kejurnas Speed Offroad ini mengatakan bahwa adanya ancaman terorisme tentu akan sangat membahayakan negara. Ia pun sepakat bahwa paham radikalisme dan terorisme harus diberantas sampai ke akar-akarnya.
Dirinya sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan pemerintah dengan berbagai lembaga seperti TNI, Polri, BNPT, dan lain-lain yang secara terus menerus melakukan upaya penanggulangan dan pemberantasan paham radikalisme dan terorisme di Indonesia. Bahkan ia juga setuju para pelaku radikalisme dan terorisme dienyahkan dari Indonesia.
“Kita sudah pernah merasakan pahitnya akibat Bom Bali, Bom Marriot, dan berbagai teror yang membuat negara kita jadi tidak aman. Intinya jangan diberi kesempatan paham radikalisme dan terorisme tumbuh di sini demi terciptanya perdamaian dan ketentraman. Siapa sih yang tidak ingin hidup damai dan tentram?” kata Kadek.
Terkait kasus bom Bali yang menimpa Indonesia di tahun 2002 dan 2005, Kadek Devi sebagai putri Bali mengaku sangat sedih sekali, karena efeknya sangat luar biasa buat masyarakat Bali.
Sementara itu, ditempat terpisah Ananda Mikola mantan pebalap nasional Indonesia mengungkapkan, perdamaian adalah kunci bagi Indonesia untuk melanjutkan perdamaian. Khusus di bidang olahraga, Indonesia bisa kembali dipercaya menggelar event-event dunia.
“Perdamaian itu mutlak. Paham-paham negatif seperti radikalisme dan terorisme harus benar-benar diberantas. Bila paham itu masih ada, tentu perdamaian itu akan sulit diwujudkan. Kita harus bersatu mendukung pemerintah dalam upaya menciptakan perdamaian ini,” ujar Nanda.
Buktinya, lanjut Nanda, saat ini Indonesia kembali mendapat tawaran untuk menggelar kejuaraan bergengsi MotoGP tahun 2017 mendatang. Itu adalah dampak paling besar dengan mulai redanya aksi-aksi terorisme di Indonesia, dibandingkan awal tahun 2000-an.
“Tentunya ini sangat membanggakan bagi bangsa kita dan bisa menunjukkan kepada dunia luar bahwa negara kita adalah negara yang aman dan cinta terhadap perdamaian,” ujar Ananda.
Untuk itu, suami dari artis Marcella Zalianti ini meminta kepada seluruh komponen masyarakat Indonesia terutama kalangan pemuda untuk bersama-sama bisa menjaga perdamaian agar tidak ada lagi aksi teror di Indonesia. Ia juga menekankan agar tidak pernah lengah dengan upaya-upaya penyebaran terorisme.(faz/iss/ipg)