Lakon Santri-santri Khidir yang naskahnya ditulis Emha Ainun Nadjib, dan dimainkan dipentas Gedung Cak Durasim kompleks Taman Budaya Jawa Timur, Rabu (30/9/2015) menutup seluruh rangkaian Jatim Art Forum 2015.
“Semoga ini menjadi lakon yang menarik dan memberikan kepuasan tersendiri bagi masyarakat penonton yang sudah hadir di gedung Cak Durasim malam ini. Sampai bertemu tahun depan,” kata Meimura Ketua Panitia Jatim Art Forum 2015.
Sejak Senin (28/9/2015) hingga Rabu (30/9/2015) berbagai pentas kesenian, mulai dari seni rupa, tari, musik, teater hingga film ditampilkan di kompleks Taman Budaya Jawa Timur (TBJ) Jl. Gentengkali Surabaya.
Dengan tema Yang Tetap dan Yang Berubah, sejumlah seniman dari beberapa generasi tampil. Ada nama Parmin Ras, koreografer sekaligus penari yang karya-karyanya sudah mendunia.
Ada pula kelompok musik perkusi yang dimainkan anak-anak muda dengan menggunakan alat-alat musik sederhana. Mulai dari jirigen plastik sampai dengan tong sampah.
Tak ketinggalan sejumlah karya seni rupa ditampilkan dua pelukis perempuan yang karya-karyanya dipamerkan di galeri Prabangkara. Karya-karya yang menarik tersebut mendapat apresiasi tersendiri dari pengunjung.
“Harapan kami ini menjadi sebuah oase berkesenian baru di Surabaya. Yang sekaligus bisa menjadi bagian menarik dari kota Surabaya sendiri yang sekarang ini sudah penuh dengan bangunan gedung-gedung tinggi tapi tanpa satupun gedung kesenian yang representatif,” tegas Taufik Hidayat Ketua Dewan Kesenian Jawa Timur (DKJT) saat berbincang dengan suarasurabaya.net.(tok/rst)