KH Said Aqil Siraj akhirnya terpilih secara aklamasi dalam pemilihan ketua umum PBNU untuk masa bakti 2015-2020. Said kembali memimpin PBNU untuk kedua kalinya setelah calon lainnya yaitu Asad Said Ali, mantan wakil Pimpinan BIN mengundurkan diri dalam proses pencalonan.
Proses pemilihan ketua umum awalnya didahului dengan proses penjaringan secara voting. Dari penjaringan ini, Said Aqil mendapatkan 207 suara; lantas Asad Said Ali mengantongi 107 suara dan Sholahuddin Wahid (Gus Sholah) 10 suara.
“Sesuai tata tertib, maka dua orang yaitu KH Said Aqil dan KH Asad Said Ali yang berhak untuk maju ke tahap selanjutnya yaitu pemilihan,” kata Ahmad Muzaki, ketua sidang pemilihan, Kamis (6/8/2015) dini hari.
Saat proses pemilihan tahap dua akan dilanjutkan, KH Asad Said Ali tiba-tiba meminta izin untuk ke podium guna memberikan pesan. “Saya merasa kalah berpengalaman, dan kalah ilmu, sehingga saya merasa lebih baik membantu KH Said,” kata Asad seraya mengundurkan diri dari bursa pencalonan.
Dengan mundurnya Asad, secara otomatis hanya Said Aqil yang memenuhi syarat untuk maju sebagai calon, karena syarat sebagai calon minimal mendapatkan 99 suara. Dengan mundurnya Asad, muktamirin secara bulat dan mufakat menyetujui KH Said Aqil Siraj sebagai Ketua Umum PBNU.
Beberapa saat setelah terpilih kembali menjadi Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj dihadirkan di hadapan forum untuk memberikan pidato kemenangan.
“Saya mengucapkan rasa hormat kepada KH Asad Ali yang menyatakan cukup satu putaran (pemilihan). Padahal dia berhak untuk maju di putaran kedua. Dengan kelapangan dada, dia rela cukup satu putaran,” ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Said berjanji lebih memajukan NU selama lima tahun kepemimpinannya. Beberapa program yang belum dijalankan di periode pertama akan segera direalisasikan. Begitu juga program yang sudah jalan akan diteruskan.
Said juga berjanji akan selalu mengawal Aswaja NU yang moderat, toleran, balance, agar NU bermanfaat untuk semua, bukan hanya warga NU, tapi bangsa Indonesia, dan dunia.
Dalam periode kedua memimpin ini, Said berjanji akan fokus pada pendidikan, kesehatan, dan ekonomi, “Tidak ada ambisi politik. Agenda saya hanyalah NU,” kata dia.
Sementara itu, usai proses pemilihan, Muktamar NU ke 33 juga langsung dilakukan penutupan. Dan tepat pukul 02.00 WIB, Muktamar secara resmi ditutup oleh Said Aqil Siroj. (fik)